Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah roboh. Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang dihasilkan oleh pendidik itu sendiri.
Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendidikan. Terdapat beberapa landasan utama dalam pengembangan kurikulum, Robert S. Zais (1976) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu : Philosopy and nature of knowledge, society and culture, the individualdan learning theory. Keempat landasan pengembangan suatu kurikulum dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Pengertian Filsafat
Istilah filsafat adalah terjemahan dari bahasa inggris "phylosophy" yang berasal dari perpaduan dua kata Yunani Purba "philien" yang berarti cinta (love), dan "sophia" (wisdom) yang bearti kebijaksanaan. Jadi secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau lofe of wisdom. Secara operasional filsafat mengandung dua pengertian, yakni sebagai proses (berfilsafat) dan sebagai hasil berfilsafat (sistem teori atau pemikiran). Dua dari lima definisi filsafat yang dikemukakan Titus menunjukkan pengertian di atas: "Phyloshopy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry; piloshopy is a group of theories or systems of though". Dalam kaitanya dengan definisi filsafat sebagai proses, Socrates mengemukakan bahwa filsafat adalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalm-dalamnya.
Berdasarkan luas lingkup yang menjadi objek kajiannya, filsafat dapat dibagi dalam dua cabang besar, yaitu: 1) Filsafat Umum atau Filsafat Murni, dan 2) Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan. Cabang filsafat umum terdiri atas:
- Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realistas yang meliputi (1) metafisika umum atau ontologi, (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan), dan antropologi filsafat (hakikat manusia).
- Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan) dan hakikat penalaran (deduktif dan induktif).
- Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan)
Manfaat Filsafat Pendidikan
- Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa kemana anak-anak melalui pendidikan di sekolah? Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan negara
- Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu?
- Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendidikan
- Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga mananya tujuan itu tercapai
- Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau landasan berfikir. Kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab pemasalahan-permasalahan sekitar: (1) bagaimana seharusnya tujuan pendidikan itu dirumuskan, (2) Isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan kepada siswa, (3) Metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, dan (4) Bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta didik.
Jawaban atas permasalahan-permasalahan tersebut akan sangat bergantung pada landasan filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan kurikulum. Landasan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya yang meliputi konsep metafisika, epistemologi, logika, dan aksiologi berimplikasi terhadap konsep-konsep pendidikan yang meliputi rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan, metode pendidikan,peran pendidik dan peserta didik. Konsep metafisika berimplikasi terhadap perumusan tujuan pendidikan terutama tujuan umum pendidikan yang rumusannya ideal dan umum, konsep hakikat manusia berimplikasi khususnya terhadap peranan pendidik dan peserta didik, konsep hakikat pengetahuan berimplikasi terhadap isi dan metode pendidikan, dan konsep aksiologi berimplikasi terutama terhadap perumusan tujuan umum pendidikan.
Landasana Filsafat Pengembangan Kurikulum Cabang Epistemologi
Secara etimolpogis, “epistimologi” berakar dai bahasa Yunani “episteme” yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan dan “logos” yang juga berarti pengetahuan. Jadi, epistimologi berarti pengetahuan yang sering disebut “teori pengetahuan”. Epistemologi yaitu, pengetahuan yang berusaha menjawab pertnyaan-pertanyaan, seperti apakah pengetahuan dan bagaimana cara manusia memperoleh pengetahuan. Setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil dari benda atau diperiksa, diseilidiki dan akhirnya diketahui. Epistemologi membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas dan hakikat pengetahuan yang memberikan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada peserta didiknya. Epistemologi diciptakan oleh plato dan pertama kali digunakan oleh J.F.Ferier di abad ke-19 pada Institute of Metaphisics (1854). Epistemologi merupakan nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas isi pikiran manusia tentang pengetahuan.
Setiap negara tentu mempunyai filsafat yang berbeda. Artinya, landasan filosofis dan tujuan pendidikannya juga berbeda. Di Indonesia, landasan filosofis pengembangan sistem pendidikan nasional secara formal adalah pancasila yang terdiri atas lima sila, yaitu: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Implikasiya bagi pengembangan kurikulum adalah (a) nilai-nilai pancasila harus dipelajari secara mendalam dan komperhensif sesuai sifat dan kajian filsafat baik dalam ontologi, epistemologi, dan aksiologi, (b) kelima sila tersebut berisi nilai-nilai moral yang luhur sebagai dasar dan sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan pada setiap tingkatan, memiliki dan mengembangkan isi/bahan kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan sistem evaluasi.
Selanjutnya, akan dijelaskan secara singkat tentang kelima sila dalam pancasila dalam perspektif epistemologi sebagai berikut.
- Ketuhanan yang Maha Esa
Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh melalui akal atau pancaindra dan dari ide atau Tuhan. Pancasila bersumber dari bangsa indonesia yang prosesnya melalui perjuangan rakyat. Melalui pancasila, kita dapat mengetahui apakah ilmu itu diperoleh melalui rasio atau datang dari tuhan.
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pada Dasarnya manusia merupakan subjek yang potensial dan aktif, berkesadaran, tau atas eksistensi diri dan dunia. Jika guru memiliki moral atau etika, tentu tidak ada lagi guru yang berbuat kekerasan dan kesewenangan terhadap peserta didik atau sesama guru lainnya. Pancasila adalah ilmu yang diperoleh melalui perjuangan dan sesuai dengan logika. Komunikasi antara guru dan peserta didik akan memperjelas bahan-bahan pelajaran, sehingga dapat menyamakan persepsi yang diperoleh dari berbagai sumber. Seorang guru tida boleh memonopoli kebenaran. Pengetahuan yang dimiliki seseorang menunjukkan kualitas dan martabat kepribadiannya
- Persatuan Indonesia
Proses terbentuknya pengetahuan manusia merupakan hasil dari kerja sama atau hasil hubungannya dengan lingkungan. Hubungan yang baik antara potensi dasar dengan lingkungan akan membentuk pengetahuan. Misalnya, sosiologi yang mempelajari hubungan antar sesama manusia. Hubungan antar manusia tersebut memerlukan suatu landasan, yaitu pancasila. Jadi, kita perlu mengetahui ciri-ciri masyarakat dan bagaimana terbentuknya suatu masyarakat.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Manusia diciptakan oleh tuhan sebagai pemimpin dimuka bumi ini untuk memakmurkan umat manusia. Seseorang pemimpin tentu harus bertindak dan bersikap secara bijak. Untuk menjadikan orang yang bijak, maka peran pendidikan sangat besar, baik pendidikan formal, informal dan nonformal. Guru juga adalah seorang pemimpin, karena itu ia harus belajar ilmu keguruan agar dapat melaksanakan proses secara bijak. Jika ada persoalan harus diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat
- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Adil dapat diartikan seimbang, seperti seimbang antara "ilmudunia" dengan "ilmu akhirat", seimbang antara "IPTEK" dengan "IMTAQ". Untuk itu diperlukan pendidikan formal, informal, dan nonformal. Program pendidikan harus diupayakan juga untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga dikotomi "si kaya" dengan "si miskin" dapat diperkecil atau mungkin dapat dihilangkan.
Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tida sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pemikiran di Indonesia pada khususnya, yaitu: Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. Redja Mudyahardjo (2001) merangkup konsep-konsep ketiga aliran filsafat tersebut terhadap pendidikan sebagai berikut.
Idealisme
Aliran idealisme mengandung bahwa kebenaran itu datangnya dari "Yang Maha Kuasa". Manusia tidak dapat melihatnya secara lengkap apalagi menciptakannya. Aliran idealisme beranggapan bahwa pengetahuan datangnya dari kekuasaan yang maha tinggi, seperti yang telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu. Demikian dengan norma seluruhnya telah diatur oleh "Yang Maha" itu. Manusia tidak perlu meragukan kebenaran selain mematuhinya.
Konsep filsafat Epistemologi (Hakikat Pengetahuan): Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang memiliki akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat pendapat.
Realisme
Aliran realisme memandang bahwa manusia dapat menemukan dan mengenal realitas sebagai hukum-hukum universal, hanya saja dalam menemukannya dibatasi oleh kelambanan sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, pengetahuan dapat diperoleh secara ilmiah melalui fakta dan kenyataan yang dapat diindra. Meskipun demikian, sesuatu itu merupakan kebenaran bila bisa dibuktikan melalui pengalaman, yang tidak dapat dibuktikan berarti bukan kebenaran. Norma dapat diubah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Konsep filsafat Epistemologi (Hakikat Pengetahuan): pengetahuan diperoleh melalui penginderaan dengan menggunakan pikiran. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta
Pragmatisme
Aliran pragmatisme memandang bahwa kenyataan berada pada hubungan sosial, antara manusia dengan manusia lainnya. Berkat hubungan sosial itu, manusia dapat memperbaiki mutu kehidupannya. Pengetahuan diperoleh dari pengamatan dan konteks sosial yang berguna untuk kehidupan masyarakat. Karena yang menjadi ukuran adalah kehidupan sosial, norma juga dapat berbeda menurut kebutuhan masyarakat
Konsep filsafat Epistemologi (Hakikat Pengetahuan): Pengetahuan bersifat relatif dan terus berkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata berguna bagi kehidupan
Berdasarkan uraian di atas maka timbullah permasalahan sebagai berikut:
- Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan menggunakan pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup dalam bermasyarakat, maka kurikulum pendidikan disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri. Permasalahannya adalah apa contoh dalam pendidikan/pembelajaran yang mencerminkan bahwa nilai-nilai pancasila itu telah diterapkan, jelaskan menurut pendapat kalian masing-masing?
- Menurut pendapat anda, apa yang membedakan antara cabang filsafat Epistemologi dengan kedua cabang filsafat lainnya (ontologi dan aksiologi) ?
- Keberadaan aliran-aliran filsafat dalam pengembangan kurikulum di Indonesia dapat digunakan sebagai acuan, akan tetapi hendaknya dipertimbangkan dan dikaji terlebih dahulu kesesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup bangsa Indonesia. Menurut anda aliran filsafat manakah yang dapat diadopsi dan diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia? apakah seluruh aliran tersebut dapat diterapkan semuanya atau hanya salah satunya? Jelaskan.
Sumber:
Arifin, Z., 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
https://juharti.wordpress.com/kajian-kurikulum-bsap/landasan-pengembangan-kurikulum/
Tim Pengembang MKDP, 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
saya akan menjawab nomor 2
BalasHapusperbedaannya
1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum atau ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat (hakikat manusia).
2) Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif).
3) Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan). Cabang-cabang filsafat khusus atau filsafat terapan, pembagiannya didasarkan pada kekhususan objeknya antara lain: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat ilmu, filsafat religi, filsafat moral, filsafat ilmu, dan filsafat pendidikan.
Saya sependapat dengan saudari Tri, disaat kita berbicara tentang kajian epistomologi berkaitan dengan bagaimana asal, sifat dan jenis pengetahuan, hal ini tentu saja berbeda dengan ontologi yang mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir, sedangkan aksiologi merupakan cabang filsafat yang memepertanyakan bagaimana manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya.
HapusMenjawab permasalahan kedua
BalasHapusontologi mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah, pada kajian epistomologi berkaitan dengan bagaimana asal, sifat dan jenis pengetahuan, sedangkan aksiologi merupakan cabang filsafat yang memepertanyakan bagaimana manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya.
sependapat dengan rini bahwa ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah, pada kajian epistomologi berkaitan dengan bagaimana asal, sifat dan jenis pengetahuan, sedangkan aksiologi merupakan cabang filsafat yang memepertanyakan bagaimana manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya.
Hapuspendidikan sudah mencerminkan sila pancasila. karena dalam kurikulum pun sudah dijelaskan dalam mewujudkan tujuan pendidikan harus berpegang dengan landasan filsafat negara yaitu pancasila. pada sila pertama tentang ketuhanan yang maha esa disini artinya dalam pembelajaran tidak ada pemaksanaan dalam memeluk agama dan harus menghormati antar pemeluk agama. dalam sila kedua tentang kemanusiaan yang adil dan beradab disini artinya dalam proses pembelajaran tidak ada perbedaan usia, agama serta tingkat sosial budaya dalam menuntut ilmu. Setiap manusia mempunyai kebebasan dalam menuntut ilmu dan mendapat perlakuan yang sama kecuali tingkat ketaqwaan seseorang. dalam sila ketiga yautu persatuan indonesia dalam proses pembelajaran tidak membatasi golongan untuk belajar, artinya setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran. dalam sila ke4 tentang kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawarahan dan perwakilan dalam proses pembelajaran Jika pendidikan ingin maju, maka pendidikan harus dapat menghargai pendapat orang lain, dalam filsafat pendidikan hal ini dikenal dengan aliran progressivisme. UUD 1945 juga mangamanatkan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan. dalam prosesnya pun anak didik belajar sering dengan cara berdiskusi agar tercipta sikap saling menghargai satu sama lain dan saling bertukar pendapat. untuk sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam dunia pendidikan adil mencakup seluruh aspek kehidupan anak. Oleh sebab itu, dalam struktur kurikulum harus ada materi yang mengandung unsur agama, pengetahuan umum, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, teknologi, bahasa, dan unsur-unsur lain yang relevan serta memang diperlukan bagi anak untuk kehidupannya kelak. Dalam proses pembelajaran, guru tidak boleh membeda-bedakan peserta didik, guru harus bersikap adil dalam memberikan nilai kepada peserta didik.
BalasHapusSaya sependapat dengan dian untuk contoh penerapan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan dan pada sila pertama yaitu dengan dibelajarkannya mata pelajaran agama dan ditanamkan nilai toleransi sesama umat beragama kepada siswa. Selanjutnya saya akan sedikit menambahkan contoh lain dari sila kedua hingga kelima. Untuk sila kedua penerapannya dengan tidak dibenarkannya tindak kekerasan kepada siswa maupun guru, hal ini dapat diajarkan kepada siswa dengan penanaman karakter berjiwa kemanusiaan. Selanjutnya untuk sila ke tiga disekolah yaitu dengan sekolah mengajarkan muridnya untuk bekerja sama dan mengajarkan untuk selalu tetap kompak walaupun ada perbedaan dintara mereka. Perbedaan diantara mereka akanmengantarkan mereka dalam kerukunan jika mereka saling menghargai dan saling bersatusatu dan yang lainnya, persaingan yang diajarakan adalah persaingan yang sehat didalam proses pembelajaran. Kemudian untuk sila keempat contohnya yaitu dimana siswa diajarkan untuk bertanya kepada gurunya apa yang tidak ia pahami, selain itu siswa juga diperbolehkan untuk menanggapi apa yang diajarkan oleh guru. Terakhir untuk sila kelima contohnhya yaitu guru tidak membedakan siswa-siswanya, misalnya apakah dia berasal dari golongan tidak mampu atau mampu dan lain sebagainya
Hapusmenurut saya epistemologi merupakan bagian dari ilmu filsafat yang sebagai teori pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan,bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang lain. kalau Ontologi membahas tentang apa objek yang kita kaji (guru dan siswa), bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang klasifikasi,tujuan dan perkembangan dari pendidikan yang telah didapatkan.
BalasHapuspertanyaan ketiga sudah terjawab di dalam pertanyaan kedua dimana Ilmu filsafat (epistemologi,ontologi, dan aksiologi) ini mengkaji hal yang berbeda tetapi dalam satu objek yang sama. sehingga jika salah satunya tidak dipergunakan maka ilmu tidak dapat diserap dgn baik. misalnya contoh jika tak ada epistemologi dalam ilmu pengetahuan bagaimana bisa seseorang membedakan mana bapak dan ibunya jika dia tak pernah belajar tentang jenis kelamin? jika ontologi ditiadakan bagaimana cara dokte dapat menyembuhkan pasien jika obyek yang ingin ia kaji tak dia ketahui? jika aksiologi ditiadakan bagaimana seseorang bisa mengatakan seorang pencuri itu jahat atau baik? nah darisinilah asal muasal yang jika didalam pendidikan tidak ada ketiga filsafat ini akan mengakibatkan kesenjangan.
HapusMenjawab pertanyaan no 1
BalasHapusPancasila sebagai pedoman pelaksanaan pembaharuan sistem pendidikan memiliki peranan yang sangat penting yaitu diharapkan mampu mendukung upaya mewujudkan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Wajib Belajar Sembilan Tahun merupakan implementasi dari pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan program bersama antara pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga sosial serta masyarakat. Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun adalah program nasional. Oleh karena itu, untuk mensukseskan program itu perlu kerjasama yang menyeluruh antara antara pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga sosial serta masyarakat,karena program ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kita semua terhadap masa depan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saya akan menjawab pertanyaan no.2
BalasHapusMenurut pendapat anda, apa yang membedakan antara cabang filsafat Epistemologi dengan kedua cabang filsafat lainnya (ontologi dan aksiologi) ?
Menurut pendapat saya, Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu (cara memperoleh ilmu), ontologi berbicara tentang hakikat yang ada (objek ilmu) dan aksiologi berkaitan dengan manfaat dari pada ilmu itu sendiri atau kaitan penerapan ilmu itu dengan kaidah-kaidah moral.
saya akan menjawab pertanyaan no. 3
BalasHapusKeberadaan aliran-aliran filsafat dalam pengembangan kurikulum di Indonesia dapat digunakan sebagai acuan, akan tetapi hendaknya dipertimbangkan dan dikaji terlebih dahulu kesesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup bangsa Indonesia. Menurut anda aliran filsafat manakah yang dapat diadopsi dan diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia? apakah seluruh aliran tersebut dapat diterapkan semuanya atau hanya salah satunya? Jelaskan.
menurut saya, mungkin tidak semua aliran diterapkan secara bersama-sama namun pada dasarnya aliran tersebut satu persatu telah pernah diterapkan sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum (sebelum penerapan k13 revisi 2017) sepertipada kurikulum KBK dan kurikulum terdahulu lainnya.
mengingat situasi dan kondisi serta perkembangan kemajuan IPTEK saat ini aliran ini dipilih secara ekletik, artinya dilihat dari mana yang paling relevan dan paling sesuai dengan kondisi saat ini.
menurut saya perbedaan 3 landasan filsafat yang kita bahas sangat terstruktur, dan dapat memiliki tugas filosofi masing-masing yang mana:
BalasHapusOntologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu.
Epistimologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan.
Dasar aksiologis ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya.
Pertanyaan pertama, Kurikulum menjadi elemen vital dalam proses pendidikan karena ia menjadi salah satu alat, peta, dan petunjuk umum untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Keberbasilan suatu pendidikan karena adanya kurikulum yang baik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jika bangunan dan struktur kurikulum yang digunakan bersifat menyeluruh dan komprehensif, maka hasil, out put dan out come, dari proses pendidikan yang dijalankan akan menjadi bagus pula, demikian juga sebaliknya. Segala sesuatu yang ada wilayah yang bernama Indonesia ini berlandaskan pancasila sebagai dasarnya. Demikian pula halnya dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Pengembangan kurikulum walaupun pada tahap awal sangat dipengaruhi oleh filsafat dan ideologi negara, namun tidak berarti bahwa kurikulum bersifat statis, melainkan senantiasa memerluka pengembangan, pembaharuan dan penyempurnaan disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dan perkembangan zaman yang senantiasa cepat berubah. Negara indonesia yang beraneka ragam latarbelakang rentan terhadap perpecahan. Dengan adanya pelajaran pendidikan kewarganegaraan disekolah-sekolah bisa ditanam kan sejak dini rasa cinta tanah air demi mewudkan tetap terjaganya NKRI.
BalasHapusUntuk pertanyaan nomor 3, Filsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat pendidikan. Walaupun dilihat sepintas, filsafat pendidikan hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya yaitu antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
saya akan menjawab permasalahan kedua,
BalasHapusperbedaan dari ketiga cabang ilmu filsafat adalah sebagai berikut:
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan mengenai ilmu sebagai proses usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu,
ontologi merupakan cabang filsafat tentang hakikat objek yang dikaji,
aksiologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan manfaat dari pada ilmu tersebut yang berkaitan dengan nilai atau kaidah-kaidah moral.