Keterampilan proses sains adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah kedalam rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar (1996), keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.
Menurut Zulaeha (2014) keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang harus dikembangkanpada siswa. Beberapa alasan mengapa keterampilan proses sains harus dimiliki oleh siswa yaitu (1) sains (khususnya kimia) terdiri dari tiga aspek yaitu produk, proses dan sikap. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains siswa akan memahami bagaimana terbentuknya hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya melalui percobaan; (2) sains (kimia) berubah seiring dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa dari sekian mata pelajaran. Siswa dibekali keterampilan yang dapat membantu siswa menggali dan menemukan informasi dari berbagai sumber bukan dari guru saja; (3) siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkrit; (4) siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan mendorong siswa untu lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Kinkin Suartini (dalam Zulaeha, 2014) keterampilan proses sains meliputi keterampilan mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melakukan komunikasi dan melaksanakan percobaan. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum di sekolah. Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2009), kelebihan keterampilan proses sains antara lain:
- Keterampilan proses sains dapat memberikan rangsangan ilmu pengetahuan, sehingga siswa dapat memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan dengan baik.
- Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.
- Keterampilan proses sains membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
a. Komponen keterampilan proses sains
Komponen-kompnen keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:
1. Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan indranya. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin indranya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi.
2. Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
3. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pengamatan.
4. Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil pengamatan yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses meramalkan atau memprediksi.
5. Mengajukan pertanyaan
Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
7. Merencanakan percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.
8. Menggunakan alat dan bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.
9. Menerapkan konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.
Beragam keterampilan yang dikembangkan dalam pendekatan sains dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel Aspek-aspek Keterampilan Proses Sains
No
|
Keterampilan Proses Sains
|
Sub Keterampilan Proses Sains
|
1.
|
Mengamati
|
a.
Mengamati
dengan indera
b.
Mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan
c.
Mencari
kesamaan dan perbedaan
|
2.
|
Menafsirkan Pengamatan
|
a.
Mencatat
setiap pengamatan
b.
Menghubungkan
setiap hasil pengamatan
c.
Menemukan
suatu pola dalam satu seri pengamatan
d.
Menarik
kesimpulan
|
3.
|
Meramalkan
|
Berdasarkan hasil
pengamatan dapat mengemukakan apa yang mungkin terjadi
|
4.
|
Menggunakan alat dan bahan
|
a.
Terampil
menggunakan alat dan bahan
b.
Mengetahui
konsep dan menggunakan alat dan bahan
|
5.
|
Menerapkan konsep
|
a.
Menerapkan
konsep dalam situasi baru
b.
Menggunakan konsep
pada pengamalan baru
untuk menjalankan apa yang sedang terjadi
c.
Menyusun
hipotesis
|
6.
|
Merencanakan penelitian
|
a.
Menentukan
alat, bahan dan sumber yang digunakan dalam penelitian
b.
Menentukan
variable-variabel
c.
Menentukan
variable yang dibuat tetap dan mana yang harus berubah
d.
Menentukan
apa yang akan diamati, diukur dan ditulis
e.
Menentukan
cara dan langkah kerja
|
7.
|
Berkomunikasi
|
a.
Menyusun
dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas
b.
Menjelaskan
hasil percobaan atau pengamatan
c.
Mendiskusikan
hasil percobaan
d.
Menggambarkan
data dengan table grafik.
|
(Ertikanto, 2016)
|
Kelebihan dan kekurangan keterampilan proses sains
Adapun kelebihan dan kekurangan keterampilan proses sains menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) sebagai berikut:
1. Kelebihannya siswa dapat:
a.Dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
b.Mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep-konsep pengetahuan.
c.Mengembangkan sikap ilmiah dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
d.Mengurangi ketergantungan siswa terhadap orang lain dalam belajar.
e.Menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa.
f.Memiliki keterampilan-keterampilan dalam melakukan suatu kegiatan ilmiah sebagaimana yang biasa dilakukan para saintis.
2. Kekurangannya:
a.Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya.
b.Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian guru.
c.Memerlukan perencanaan dengan sangat teliti.
d.Tidak menjamin bahwa setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
e.Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Untuk meminimalisir kekurangan dari keteramilan proses sains siswa ini, guru harus memiliki persiapan yang matang, siswa mempersiapakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kecil, dan siswa harus aktif dalam pembelajaran.
Bagaimana Mengembangkan Asesmen KPS?
- Mengidentifikasikan jenis KPS, ada 11 yakni: mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan, memprediksi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan
- Percobaan/penyelidikan, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melaksanakan penyelidikan/percobaan.
- Merumuskan indikator untuk setiap jenis KPS.
- Menentukan dengan cara bagaimana KPS tersebut diukur (misalnya
- Apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
- Membuat kisi-kisi instrumen
- Mengembangkan instrumen pengukuran KPS berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes KPS, kedalaman KPS (untuk siapa tes ini?)
- Melakukan validasi isi kepada ahli
- Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
- Perbaikan butir-butir yang belum valid.
- Terapkan sebagai asesmen KPS dalam pembelajaran sains (kimia) .
Catatan: pencarian validitas dan reliabilitas empiris terutama dilakukan untuk asesmen KPS yang high risk, misalnya untuk penelitian atau untuk asesmen skala besar.
PRAKTIKUM
………. KELAS ………..
Observer :
Hari/Tanggal :
Petujuk Pengisian
Berikanlah skor penilaian setiap aspek penilaian
dengan cara melingkari angka berdasarkan pengamatan Anda terhadap peserta
praktikum dalam keompok masing-masing pada mata kuliah keterampilan kimia. Skor
yang Anda pilih didasarkan pada rubrik penilaian.
No.
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian KPS
|
Skor Total
|
Nilai Angka
|
Keterangan
|
||||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
(11)
|
(12)
|
(13)
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KETERANGAN:
|
||
(1)
|
=
|
Observasi
|
(2)
|
=
|
Klasifikasi
|
(3)
|
=
|
Mengukur
|
(4)
|
=
|
Menggunakan
hubungan waktu/ruamg
|
(5)
|
=
|
Menggunakan
bilangan
|
(6)
|
=
|
Inferensi
|
(7)
|
=
|
Komunikasi
|
(8)
|
=
|
Memprediksi
|
(9)
|
=
|
Mengidentifikasi
dan mengontrol variabel
|
(10)
|
=
|
Interprestasi
data
|
(11)
|
=
|
Memformulasi
hipotesis
|
(12)
|
=
|
Mendefinisikan secara Operasional
|
(13)
|
=
|
Eksperimen
|
RUBRIK PENILAIAN
Arti tingkat penguasaan 90 - 100% = baik sekali ; 80 – 89% = baik ; 70 – 79% = cukup ; <70% = kurang
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut;
- Apakah dalam penerapan Keterampilan proses sains ini selalu pada materi kimia yang ada penerapan praktikumnya?
- Pada kemampuan keterampilan proses sains disebutkan bahwa ada beberapa kekurangan dalam penerapannya seperti Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya, Jumlah siswa dalam kelas harus relatif kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian guru, Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lantas bagaimana cara kita supaya kekurangan-kekurangan itu dapat diatasi?