Kata argumentasi berasal dari kata “argumen” yang bearti alasan. Argumentasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu pendapat yang disertai fakta yang menguatkan pendapat tersebut. Menurut Siegel (1995) argumentasi memainkan peran penting dalam membangun penjelasan, model dan teori-teori.
Sesuai pendapat Mc.Neill (2006) dalam Pritasari et al. (2016) argumentasi memuat tiga aspek meliputi claim, evidence, dan reasoning. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Reasoning merupakan suatu alasan atau pembenaran yang menghubungkan pernyataan dengan bukti.
Demikian menurut Tan (2003) dalam Pritasari et al. (2016) fase claim adalah suatu pernyataan yang berupa masalah dari pemikiran setiap siswa. Dan pada fase ini siswa membuat daftar berupa pernyataan mengenai identifikasi masalah, rumusan masalah, serta analisis masalah. Pada fase kedua yaitu Evidence merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. Menurut Wilson (2010) dalam Pritasari et al. (2016) fase ini siswa berdiskusi terkait daftar permasalahan dan mencari bukti yang mendukung pernyataan awal terkait masalah. Semua informasi yang masing-masing individu peroleh didiskusikan untuk menentukan informasi yang tepat digunakan sebagai data pendukung. Pada fase ketiga yaitu Reasoning adalah pembenaran terkait pernyataan dan bukti yang digunakan. Siswa dalam kelompok melaporkan dan menyajikan solusi hasil diskusi. Selama presentasi siswa memberi penjelasan terkait solusi permasalahan hasil diskusi. Menurut Saracaloglu (2011) dalam Pritasari et al. (2016) kemampuan menjelaskan dan memberi pembenaran berdasarkan pernyataan yang didukung oleh data merupakan bagian dari kemampuan menciptakan argumen.
Sedangkan pada fase claim muncul dalam bentuk pernyataan berupa kesimpulan atau keputusan. Kesimpulan didukung oleh evidence atau bukti yang kuat. Reasoning juga muncul berupa analisis yang memberi pembenaran terkait kesimpulan atau keputusan yang dibuat. Keputusan yang berupa sebuah pernyataan dengan didukung bukti dan hasil analisis merupakan dasar suatu argumen (Pritasari et al., 2016).
Adapun yang menjadi rubrik penilaian dari kemampuan argumentasi ialah sebagai berikut.
1. Soal Uraian
Rubrik Penilaian Argumentasi
Materi Pokok
|
:
|
Larutan elektrolit dan
nonelektrolit
|
|
Kelas/Semester
|
:
|
1/2
|
|
Kompetensi Dasar
|
:
|
3.8
|
Menganalisis
sifat larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
|
|
4.8
|
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan
hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit .
|
|
Indikator
|
:
|
3.8.1
|
Menganalisis
perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya
|
|
|
3.8.2
|
Menganalisis
perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan bentuk senyawa
|
|
|
3.8.3
|
Menganalisis
perbedaan larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
|
|
|
3.8.4
|
Menyimpulkan
penyebab kemampuan elektrolit menghantarkan arus listrik
|
|
|
3.8.5
|
Menyimpulkan
bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
|
|
|
4.8.1
|
Merancang
percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik
|
|
|
4.8.2
|
Melakukan
percobaan daya hantar listrik pada beberapa larutan
|
|
|
4.8.3
|
Mengamati
dan mencatat data hasil percobaan daya hantar listrik pada beberapa larutan
|
|
|
4.8.4
|
Menganalisis
data hasil percobaan daya hantar
listrik larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
|
|
|
4.8.5
|
Menyimpulkan
sifat larutan berdasarkan daya
hantar listrik larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
|
|
|
4.8.6
|
Membuat
persamaan reaksi berdasarkan rumus zat bahan yang diujicobakan
|
|
|
4.8.7
|
Mengkomunikasikan
hasil percobaan larutan elektrolit dan nonelektrolit
|
No.
|
Soal
|
Skor 0
|
Skor 1
|
Skor 2
|
Skor 3
|
Skor 4
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.
|
Berdasarkan
data hasil percobaan dibawah ini, manakah yang merupakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit? Berikan bukti dan alasanmu!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
· Yang termasuk
larutan elektrolit adalah Larutan asam klorida 1M, Larutan Natrium Hidroksida
1M, Larutan Natrium Klorida 1M.
· Yang termasuk
larutan nonelektrolit adalah Air suling, Larutan gula 1M, Larutan etanol 70%
Evidence:
Larutan
elektrolit ditandai dengan lampu yang menyala terang dan banyak gelembung
pada elektroda sedangkan larutan nonelektrolit ditandai dengan lampu yang
tidak menyala dan tidak ada gelembung di elektrode
Reasoning:
Larutan
elektrolit dapat menimbulkan nyala lampu yang terang serta banyak gelembung
pada electrode dikarenakan zat terlarut dalam larutan tersebut dapat terurai
menjadi ion-ion yang bergerak bebas contohnya Larutan asam klorida 1M,
Larutan Natrium Hidroksida 1M, Larutan Natrium Klorida 1M.
sedangkan
pada larutan nonelektrolit tidak menimbulkan nyala lampu dan tidak terdapat
gelembung pada elektroda dikarenakan larutan tidak memiliki ion-ion yang
bergerak bebas contohnya Air suling, Larutan gula 1M, Larutan etanol 70%
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Berdasarkan
data hasil percobaan dibawah ini, mengapa NaCl larutan mampu menyalakan
bohlam sedangkan NaCl padat tidak? Sedangkan NaCl pada prinsipnya merupakan
senyawa elektrolit. Berikan bukti dan alasanmu!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
Karena
dipengaruhi oleh bentuk dari NaCl tersebut.
Evidence:
NaCl
larutan 1M dapat menimbulkan nyala lampu yang terang dan terdapat gelembung
gas
NaCl
padat tidak dapat menimbulkan nyala lampu yang terang dan tidak terdapat
gelembung gas
Reasoning:
Larutan
NaCl 1M dapat menimbulkan nyala lampu yang terang serta banyak gelembung pada
elektroda dikarenakan NaCl padat yang dilarutkan dalam air terurai menjadi
ion-ion yang bergerak bebas dikarenakan jarak antar molekulnya yang renggang
Sedangkan
Natrium Klorida Padat tidak menunjukkan nyala lampu serta gelembung karena
senyawa elektrolit berwujud padat tidak menghantarkan arus listrik, karena
tidak ada ion-ion yang bergerak bebas. Jarak antarmolekul atau ion NaCl padat
sangat rapat dibandingkan NaCl Larutan sehingga apabila aliran listrik
melewati ruang antarmolekul NaCl padat maka akan mengalami hambatan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
Berdasarkan
data hasil percobaan dibawah ini, manakah yang merupakan larutan elektrolit
kuat, lemah dan nonelektrolit? Berikan bukti dan alasanmu!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
· Yang termasuk
larutan elektrolit Kuat adalah Larutan asam klorida 1M dan Larutan Natrium
Klorida 1M.
· Yang termasuk
larutan elektrolit lemah adalah Larutan Asam Cuka 1M dan Larutan Amoniak 1M
· Yang termasuk
larutan nonelektrolit adalah Air suling dan Larutan gula 1M
Evidence:
· Larutan
elektrolit kuat ditandai dengan lampu yang menyala terang dan banyak
gelembung pada elektroda
· Larutan
elektrolit lemah ditandai dengan lampu yang menyala redup dan sedikit
gelembung pada elektroda
· Larutan
nonelektrolit ditandai dengan lampu yang tidak menyala dan tidak ada
gelembung di elektrode
Reasoning:
· Larutan
elektrolit kuat dapat menimbulkan nyala lampu yang terang serta banyak
gelembung pada electrode dikarenakan zat terlarut dalam larutan tersebut
dapat terurai menjadi ion-ion yang bergerak bebas contohnya Larutan asam
klorida 1M dam Larutan Natrium Klorida 1M.
· Larutan
elektrolit lemah dapat menimbulkan nyala lampu namun redup dan terdapat
sedikit gelembung gas dikarenakan menghasilkan sedikit ion dalam larutan
contohnya larutan asam cuka 1M dan larutan amoniak 1M
· Larutan
nonelektrolit tidak menimbulkan nyala lampu dan tidak terdapat gelembung pada
elektroda dikarenakan larutan tidak memiliki ion-ion yang bergerak bebas
contohnya Air suling dan Larutan gula 1M
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
4.
|
Perhatikan
reaksi berikut ini.
NaCl(aq)
®Na+(aq)
+ Cl-(aq)
CH3COOH(aq)
«
CH3COO-(aq) + H+(aq)
C2H5OH(aq)
®
2C + 3H2 + ½O2
Manakah
yang merupakan senyawa elektrolit dan dapat menghantarkan arus listrik?
Berikan bukti dan alasan!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
Yang
termasuk senyawa elektrolit dan dapat menghantarkan arus litrik adalah
Larutan Natrium Klorida (NaCl) berupa elektrolit kuat dan Larutan Asam Cuka (CH3COOH)
berupa elektrolit lemah
Sedangkan
C2H5OH merupakan larutan nonelektrolit
Evidence:
Pada
reaksi larutan elektrolit
NaCl(aq)
®Na+(aq)
+ Cl-(aq)
CH3COOH(aq)
« CH3COO-(aq)
+ H+(aq)
Pada
reaksi larutan nonelektrolit
C2H5OH(aq)
® 2C + 3H2
+ ½O2
Reasoning:
Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menguraikan ion positif dan ion negative secara bebas
sedangkan larutan nonelektrolit tidak terdapat ion-ion yang bergerak bebas. Pada reaksi larutan elektrolit diatas terlihat
penguraian ion positif dan ion negative sehingga apabila arus listrik dihubungkan, kation bergerak
menuju katode dan anion bergerak menuju anode sehingga arus
listrik mengalir dalam sistem tersebut. Sedangkan pada reaksi larutan
nonelektrolit tidak terdapat ion positif dan ion negative yang bergerak bebas
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik apabila dialiri listrik
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
5.
|
Berdasarkan
data hasil percobaan dibawah ini, apakah ada hubungan antara sifat elektrolit
pada zat dibawah ini dengan ikatan kimia? Berikan bukti dan alasanmu!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
Ada
Evidence:
Larutan
asam klorida 1M merupakan senyawa kovalen polar terbukti dapat membuat lampu
menyala terang serta banyak gelembung
Larutan
amoniak 1M merupakan senyawa kovalen polar terbukti dapat membuat nyala lampu
namun reduk serta terdapat sedikit gelembung
Larutan
Natrium Klorida 1M merupakan senyawa ion terbukti dapat membuat lampu menyala
terang serta banyak gelembung
Reasoning:
Larutan
Asam Klorida 1M
HCl
(l)+ H2O (l) ®
H3O+(aq) + Cl-(aq)
HCl(aq)
® H+(aq)
+ Cl-(aq)
Senyawa
HCl murni merupakan senyawa kovalen polar dimana atom H dan atom Cl
digabungkan oleh ikatan kovalen. Dimana dalam bentuk murni merupakan
penghantar listrik yang buruk, tetapi apabila larutan HCl murni dilarutkan
dalam air (dalam percobaan disemprot air) maka akan menghasilkan arus listrik
dengan baik. Hal itu disebabkan pelarut air merupakan molekul dwikutub yang
juga merupakan senyawa kovalen polar yang membantu menguraikan senyawa
kovalen polar menjadi ion positif dan ion negative.
Larutan
Amoniak 1M
NH3
(g) + H2O (l) « NH4+ (aq)
+ OH-(aq)
Larutan
Ammonium Hidroksida merupakan senyawa kovalen polar. Larutan NH4OH
merupakan senyawa kovalen polar yang sifat elektrolitnya lemah.
Larutan
Natrium Klroida 1M
NaCl(aq)
® Na+(aq)
+ Cl-(aq)
Larutan
Natrium Klorida 1M merupakan larutan NaCl (s) yang dilarutkan dalam air
sehingga menjadi NaCl (aq) yang terdiri dari ion positif/Na+ (aq)
dan ion negatif/Cl- (aq). Jika senyawa ion tersebut dilarutkan ke
dalam air maka ion-ion tersebut bergerak bebas itulah yang dapat
menghantarkan arus listrik.
|
Soal uraian berisi 5 pertanyaan
dengan skor minimal 5 dan maksimal 20 dimana interpretasi skor tersebut adalah
sebagai berikut :
Skor Minimum
|
:
|
1 x 5 = 5
|
Skor Maksimum
|
:
|
4 x 5 = 20
|
Kategori Kriteria
|
:
|
4
|
Rentang Nilai
|
:
|
(20-5)/4 = 3,75
|
Tabel
kategori Soal Uraian
Nilai
|
Skor
|
% Nilai Soal Uraian
|
Kategori Soal Uraian
|
4
|
16,25 – 20
|
81,25 – 100
|
Sangat baik
|
3
|
12,50 – 16,24
|
62,5 – 81,20
|
Baik
|
2
|
8,75 – 12,49
|
43,75 – 58,33
|
Cukup baik
|
1
|
5 – 8,74
|
25 – 43,71
|
Kurang baik
|
Pada Soal Uraian, kemampuan argumentasi siswa menggunakan
rumus untuk mencari persentase rata – rata seperti dibawah ini:
Presentase = (Jumlah Skor hasil
observasi/Skor Maksimum) x 100%
2. Tes Lisan
Rubrik Penilaian Argumentasi
Materi Pokok
|
:
|
Larutan elektrolit dan
nonelektrolit
|
|
Kelas/Semester
|
:
|
1/2
|
|
Kompetensi Dasar
|
:
|
3.8
|
Menganalisis
sifat larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
|
Indikator
|
:
|
3.8.1
|
Menganalisis
perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya
|
|
|
3.8.2
|
Menyimpulkan
penyebab kemampuan elektrolit menghantarkan arus listrik
|
No.
|
Soal
|
Skor 0
|
Skor 1
|
Skor 2
|
Skor 3
|
Skor 4
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.
|
Berdasarkan
data hasil percobaan dibawah ini, manakah yang merupakan larutan elektrolit
kuat, lemah dan nonelektrolit? Berikan bukti dan alasanmu!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
· Yang termasuk
larutan elektrolit Kuat adalah Larutan asam klorida 1M dan Larutan Natrium
Klorida 1M.
· Yang termasuk
larutan elektrolit lemah adalah Larutan Asam Cuka 1M dan Larutan Amoniak 1M
· Yang termasuk
larutan nonelektrolit adalah Air suling dan Larutan gula 1M
Evidence:
· Larutan
elektrolit kuat ditandai dengan lampu yang menyala terang dan banyak
gelembung pada elektroda
· Larutan
elektrolit lemah ditandai dengan lampu yang menyala redup dan sedikit
gelembung pada elektroda
· Larutan
nonelektrolit ditandai dengan lampu yang tidak menyala dan tidak ada
gelembung di elektrode
Reasoning:
· Larutan
elektrolit kuat dapat menimbulkan nyala lampu yang terang serta banyak
gelembung pada electrode dikarenakan zat terlarut dalam larutan tersebut
dapat terurai menjadi ion-ion yang bergerak bebas contohnya Larutan asam
klorida 1M dam Larutan Natrium Klorida 1M.
· Larutan
elektrolit lemah dapat menimbulkan nyala lampu namun redup dan terdapat
sedikit gelembung gas dikarenakan menghasilkan sedikit ion dalam larutan
contohnya larutan asam cuka 1M dan larutan amoniak 1M
· Larutan
nonelektrolit tidak menimbulkan nyala lampu dan tidak terdapat gelembung pada
elektroda dikarenakan larutan tidak memiliki ion-ion yang bergerak bebas
contohnya Air suling dan Larutan gula 1M
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Perhatikan
reaksi berikut ini.
NaCl(aq)
®Na+(aq)
+ Cl-(aq)
CH3COOH(aq)
«
CH3COO-(aq) + H+(aq)
C2H5OH(aq)
®
2C + 3H2 + ½O2
Manakah
yang merupakan senyawa elektrolit dan dapat menghantarkan arus listrik?
Berikan bukti dan alasan!
|
Tidak Menjawab
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
tidak relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 1 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan 2 jawaban
relevan
|
Memberikan 3 jawaban dan semua jawaban
relevan
Claim:
Yang
termasuk senyawa elektrolit dan dapat menghantarkan arus litrik adalah
Larutan Natrium Klorida (NaCl) berupa elektrolit kuat dan Larutan Asam Cuka (CH3COOH)
berupa elektrolit lemah
Sedangkan
C2H5OH merupakan larutan nonelektrolit
Evidence:
Pada
reaksi larutan elektrolit
NaCl(aq)
®Na+(aq)
+ Cl-(aq)
CH3COOH(aq)
« CH3COO-(aq)
+ H+(aq)
Pada
reaksi larutan nonelektrolit
C2H5OH(aq)
® 2C + 3H2
+ ½O2
Reasoning:
Larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat menguraikan ion positif dan ion negative secara bebas
sedangkan larutan nonelektrolit tidak terdapat ion-ion yang bergerak bebas. Pada reaksi larutan elektrolit diatas terlihat
penguraian ion positif dan ion negative sehingga apabila arus listrik dihubungkan, kation bergerak
menuju katode dan anion bergerak menuju anode sehingga arus
listrik mengalir dalam sistem tersebut. Sedangkan pada reaksi larutan
nonelektrolit tidak terdapat ion positif dan ion negative yang bergerak bebas
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik apabila dialiri listrik
|
Test Lisan berisi 2 pertanyaan
dengan skor minimal 2 dan maksimal 8 dimana interpretasi skor tersebut adalah
sebagai berikut :
Skor Minimum
|
:
|
1 x 2 = 2
|
Skor Maksimum
|
:
|
4 x 2 = 8
|
Kategori Kriteria
|
:
|
4
|
Rentang Nilai
|
:
|
(8-2)/4 = 1,5
|
Tabel kategori
test lisan
Nilai
|
Skor
|
% Nilai Tes Lisan
|
Kategori Tes Lisan
|
4
|
6,50 – 8
|
81,25 – 100
|
Sangat baik
|
3
|
5 – 6,49
|
62,5 – 81,13
|
Baik
|
2
|
3,50 – 4,99
|
43,75 – 62,38
|
Cukup baik
|
1
|
2 – 3,49
|
25 – 43,63
|
Kurang baik
|
Pada
tes lisan kemampuan argumentasi siswa menggunakan rumus untuk mencari
persentase rata-rata seperti di bawah ini:
Presentase = (Jumlah Skor hasil
observasi/Skor Maksimum) x 100%
3. Lembar Penilaian Diri
Rubrik Penilaian Lembar Penilaian Diri
Aspek Kemampuan Argumentasi
|
Indikator
|
No Pertanyaan
|
Claim / Penyataan
(Ade, dkk. 2016)
|
Menentukan pokok permsalahan
yang diajukan guru
|
1
|
Mengkaji hasi pengumpulan
data dan literatur
|
2
|
|
Memberikan claim atau argument
sementara
|
3
|
|
Memberikan sanggahan,
pendapat dan saran
|
4
|
|
Menyimpulkan hasil diskusi
dan materi yang dipelajari
|
5
|
|
Evidence / Bukti Ilmiah dan Teori Pendukung
(Ade, dkk. 2016)
|
Mempersentasikan evidence
|
6
|
Menjawab pertanyaan atau
permasalahan dengan evidence
|
7
|
|
Reasoning / Alasan dan Pembenaran
(Ade, dkk. 2016)
|
Memberikan reasoning dalam
mengkaji evidance
|
8
|
Menjawab pertanyaan atau
permasalahan dengan resoning
|
9
|
|
Jumlah
|
|
9
|
Lembar Penilaian Diri
No.
|
Indikator
|
Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Saya mampu menentukan pokok permasalahan yang diajukan guru
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya mampu mengkaji hasi pengumpulan data dan literatur
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya mampu memberikan claim atau argument sementara
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya mampu memberikan sanggahan, pendapat dan saran
|
|
|
|
|
|
5.
|
Saya mampu menyimpulkan hasil diskusi dan materi yang
dipelajari
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya dapat mempersentasikan evidence
|
|
|
|
|
|
7.
|
Saya dapat menjawab pertanyaan atau permasalahan dengan evidence
|
|
|
|
|
|
8.
|
Saya dapat memberikan reasoning dalam mengkaji evidance
|
|
|
|
|
|
9
|
Saya dapat menjawab pertanyaan atau permasalahan dengan resoning
|
|
|
|
|
|
Keterangan
Sikap:
5
|
:
|
Sangat Setuju
|
4
|
:
|
Setuju
|
3
|
:
|
Kurang Setuju
|
2
|
:
|
Tidak Setuju
|
1
|
:
|
Sangat Tidak Setuju
|
Deskriptor yang memberikan
responden yaitu sebanyak 9 butir pertanyaan, sehingga secara teoritik akan
memperoleh skor minimal 9 dan maksimal 45, dimana interprestasi skor tersebut
adalah sebagai berikut:
Skor Minimum
|
:
|
1 x 9 = 9
|
Skor Maksimum
|
:
|
5 x 9 = 45
|
Kategori Kriteria
|
:
|
5
|
Rentang Nilai
|
:
|
(45-9)/5 = 7,2
|
Tabel kategori Lembar Penilaian
Diri
Skala Nilai
|
Skor
|
% Nilai Diri Sendiri Terhadap Kemampuan Argumentasi
|
Tingkat Respon Siswa
|
5
|
37,8 - 45
|
85-100
|
Sangat Setuju
|
4
|
30,6 - 37,7
|
68-84,99
|
Setuju
|
3
|
23,4 – 30,5
|
52-67,99
|
Kurang Setuju
|
2
|
16,2 - 23,3
|
35-51,99
|
Tidak Setuju
|
1
|
9 – 16,1
|
20-34,99
|
Sangat Tidak Setuju
|
Pada lembar angket penilaian
diri sendiri terhadap kemampuan argumentasi menggunakan rumus untuk mencari
persentase rata-rata seperti di bawah ini:
Persentase = (jumlah skor hasil observasi/skor maskium) x 100%
Permasalahan:
Menurut saudara, apakah rubrik penilaian argumentasi yang saya buat ini sudah efektif dari segi waktu dan reliabel dalam mengukur kemampuan argumentasi siswa? (Jawab secara logika dan tidak dengan alasan harus diuji pengaruh dulu) Lalu bagaimana cara mengukur kemampuan argumentasi versi anda? Apakah ada cara lain selain menggunakan Pola Toulmin dalam mengukur argumentasi siswa?
saya akan menjawab pertanyaan fanny, efektif atau tidak menurut saya hal itu harus diujikan terlebih dahulu, jika itu untuk segi waktu menurut saya tambahkan indikator sensitivisme dalam soal dalam hal ini bisa diwujudkan dengan memberikan waktu tertentu untuk menjawab per item soal. kemampuan argumentasi menurut saya secara lisan yaitu dengan diskusi atau dengan tulisan bisa dengan tes. asalkan soal itu bisa memberikan siswa berargumen sesuai dengan pendapatnya dan dapat dibuktikan maka hal itu sudah masuk dalam argumentasi
BalasHapussependapat dengan tri bahwa untuk menguji efektif atau tidaknya harus di uji coba dulu kmudian di uji validasi dan jika itu untuk segi waktu perlu tambahkan indikator sensitivisme dalam soal yang dalam hal ini bisa diwujudkan dengan memberikan waktu tertentu untuk menjawab per item soal.
HapusMenurut saudara, apakah rubrik penilaian argumentasi yang saya buat ini sudah efektif dari segi waktu dan reliabel dalam mengukur kemampuan argumentasi siswa?
Hapusefektif atau tidak menurut saya hal itu harus diujikan terlebih dahulu, dalam hal waktu kita bisa mempertimbngkan tingkat kesukaran soal dengan waktu yg dapat digunakan dalam mengerjakan soal tersebut, sehingga waktunya lebih efektif. Tetapi untuk penilaian diri keterangan yg diberikan terlalu banyak 1-5.
Apakah ada cara lain selain menggunakan Pola Toulmin dalam mengukur argumentasi siswa?
BalasHapusmenurut saya dengan menggunakan pendekatan Science Writing Heuristic (SWH). Pada argumentasi dapat terjadi pada siswa yang melakukan diskusi dan perdebatan untuk memecahkan masalah yang ditugaskan, menurut Keys dan Hand (1999), Scientifict Writing Heuristic (SWH) adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk memandu para guru dan siswa di dalam kegiatan produktif untuk bernegoisasi yang dilakukan di dalam kelas.
SWH adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat
dipahami sebagai format alternatif atau kerangka yang peserta didik gunakan untuk membantu mereka dalam menulis laporan laboratorium atau penyelidikan, dan sebagai teknik mengajar yang digunakan oleh guru/pengajar untuk membantu dalam mendesain kegiatan yang berhubungan dengan percobaan atau penyelidikan di laboratorium.
Penulisan laporan penyelidikan berformat SWH menuntut dan
melatih peserta didik untuk membuat pertanyaan penyelidikan, membuat klaim dan menunjukkan bukti-bukti serta memberikan alasan ilmiah untuk mendukung klaim mereka. Kerangka ini juga menuntut peserta didik untuk berunding dan membandingkan temuan mereka dengan orang lain, termasuk buku teks, peserta didik lain, internet dan sumber-sumber yang lain. Sehingga dengan menggunakan kerangka penulisan laporan penyelidikan berformat SWH ini, peserta didik dapat dilatih berargumentasi ilmiah dengan baik.
Kerangka penulisan laporan penyelidikan berformat SWH ini, berbeda dengan format laporan penyelidikan standar, yang mana dalam format laporan penyelidikan standar peserta didik diminta untuk mengisi/melengkapi bagian seperti judul, tujuan, prosedur, data, perhitungan, hasil dan pembahasan, dan diminta untuk membuktikan konsep ilmu yang sudah dijelaskan kepada mereka (Erkol, Kisoglu, dan Buyukkasap, 2010).
ingin sedikit menambahkan, bahwa sebenarnya pola argumentasi toulmin itu sebenarnya punya banyak versi karna telah mengalami beberapa modifikasi contohnya pola argumentasi oleh McNeill & Krajcik, namun sebenarnya pola utamanya ya sama seperti toulmin yang asli,
Hapussependapat dengan rini, bahwa selain toulmin ada jg pola SWH namun SWH ini lebih menekankan pada POla argumentasi bersifat tulisan, nah kalo toulmin bisa digunankan untuk menilai kemampuan argumentasi siswa lisan dan tulisan tergantung bagaimana guru memilih dan menyusun rubrik dan menurunkan indikatornya.
saya setuju dengan pendapat duo rini bahwa memang pola argumentasi yang lain masih ada namun tetap berlandasakan dengan pola penilaian argumentasi Toulmin, yaitu claim, evidence, reasoning.
Hapusseperti pendapat Cross, Hendricks, dan Hickey ada 1 poin tambahan yaitu seteralh adanya reasoning perlu adanya rebutal,
Rebuttal adalah menggambarkan penjelasan alternatif atau menyediakan bukti kontra. Dan penalaran mengapa alternatif tersebut tidak tepat. Rebuttal juga dapat diartikan sebagai bukti yang meniadakan atau tidak setuju dengan sanggahan tersebut.
dan juga penilaian menggunakan SWH argumentasi tertulis menurut McNeill & Krajcik dengan menggunakan komponen pertanyaan (questions), pengujian (test), pengamatan (observation), kesimpulan (conlusion),bukti (evidence), dan refleksi (reflection).
Menurut saya untuk melihat efektif atau tidak itu harus di uji coba dlu kmudian di uji validasi. Saya tidak bisa menjawab secara logika karena emang alat ukur itu harus di uji dlu ke valid.an akat tersbut sehingga memang layak digunakan. Agar tujuan pencapaian pembelajaran terpenuhi. Apalgi menyangkut nilai siswa nantinya.
BalasHapusSaya sependapat dengan saudari dian untuk mengukur keefektifan harus di uji cobakan terlebih dahulu dan di uji kevalidan nya.
HapusDari yg saudari rifanny buat sudah mengacu pada landasan dasar argumentasi yg dapat dilihat dari lisan dan juga diberikan tes melihat dari aspek2 argumentasi yang sesuai dengan pengiatan yang siswa berikan .
sependapaat dengan dian dan kak rahmah untuk melihat efektif atau tidaknya suatu penilaian harus lah dilakukan uji coba, kita tidak bisa mengetahuinya hanya dengan logika saja, hal itu berarti kita hanya menerka-nerka dan hasil yang kita peroleh tidak bisa dipertangung jawabkan tingkat valid atau tidaknya.
Hapussaya sependapat dengan teman-teman bahwa untuk melihat efektif atau tidak itu harus di uji coba dlu kemudian di uji validasi.
Hapustingkat keefektifan suatu produk, haruslah diuji coba terlebih dahulu. namun instrumen yang dibuat bisa divalidasi oleh ahli yang berkompeten dibidangnya. namun produk yang valid belum tentu efektif, karena suasana tempat produk itu diuji coba berbeda.
BalasHapusmenurut saya dari segi waktu bisa saja karna penilaian ini kanbisa dilakukan saat proses pembelajaran sedang berlangsUng. reliable atau tidaknya penilaian yang anda buat itu harus divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. dan kemampuan argumentasi ini hanya bisa dilakukan pada saat dimensi kognitif dan afektif saja
BalasHapusLalu bagaimana cara mengukur kemampuan argumentasi versi anda?
BalasHapusCara mengukur kemampuan argumentasi versi saya bisa menggunakan tes essay dengan soal + alasan dan penjelasan, sehingga kita dapat mengukur tingkat argumentasi siswa