Sabtu, 24 November 2018

Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PBL dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.

Langkah-Langkah Model PBL

Pemecahan masalah dalam Model PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan (Sudjana, 2005), yaitu:
  1. Mengidentifikasi masalah
  2. Mengumpulkan data
  3. Menganalisis data
  4. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya
  5. Memilih cara untuk memecahkan masalah
  6. Merencanakan penerapan pemecahan masalah
  7. Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan
  8. Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah

Sintaks Model PBL

  1. Fase 1: Orientasi siswa terhadap masalah autentik
  2. Fase 2: Mengorganisasi siswa dalam belajar
  3. Fase 3: Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian
  4. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  5. Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Indikator Berpikir Kritis

Menurut Ennis dalam Kartimi (2013) indikator keterampilan berpikir kritis terdiri dari lima jenis, yaitu:

  1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification)
  2. Membangun keterampilan dasar (basic support)
  3. Membuat inferensi (inferring)
  4. Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)
  5. Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics).

Sintaks Inovasi yang dibuat

Sintaks Model berdasarkan skripsi oleh Hiskia Irfan berjudul “Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Larutan Asam-Basa
Materi              : Larutan Asam-Basa
Model              : Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan       : Ke-1
Model Konvensional (Model PBL)
Inovasi Sintaks Model PBL
Dampak Berpikir Kritis
Orientasi masalah
Orientasi masalah

·    Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran 
·   Guru menginfomasikan tujuan pembelajaran 

·    Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah
·   Guru mengarahkan kepada pertanyaan yang menjadi permasalahan “Pernahkah kalian meminum perasan air jeruk nipis? Bagaimana rasa air jeruk nipis? Air jeruk nipis yang berasa asam tersebut merupakan contoh larutan asam. Bagaimana dengan rasa air kapur sirih? Air kapur sirih yang berasa pahit tersebut merupakan contoh larutan basa. Soda api (NaOH) juga merupakan larutan basa. Bolehkah kita mencicipi air aki dan soda api (NaOH)? Tentulah tidak diperbolehkan. Lantas upaya apa yang seharusnya dilakukan dalam menentukan sifat asam dan basa?” Hal ini dilakukan untuk mengorientasikan siswa dalam menemukan permasalahan
·    [Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
·    Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan oleh guru
·   Guru mengarahkan siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan oleh guru
·    [Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pemodelan (Modelling)

·    Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka 
·   Mengarahkan siswa membentuk kelompok yang heterogen
·    [Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
·    Guru mengarahkan siswa untuk merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan mengekspresikan ide – ide yang terbuka
·   Mengenalkan dahulu model atau langkah-langkah pembelajaran yang seharusnya dilakukan siswa dalam pembelajaran ini

·    Guru mendorong siswa untuk membaca literatur atu teori pendukung
·   Memberikan LKPD berbasis proyek materi larutan asam basa kepada masing-masing siswa

·    Guru membantu siswa merumuskan hipotesis
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Mengorganisasikan siswa untuk belajar

·    Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan
·   Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka
·    [Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
·    [Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
·    Guru mendorong siswa bekerjasama dalam melakukan percobaan
·   Guru mendorong siswa untuk membaca literatur atu teori pendukung
·     [Membagun keterampilan dasar]
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
·    Guru mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan LKS
·   Guru mengarahkan siswa untuk merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan mengekspresikan ide – ide yang terbuka
·     [Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
·    Guru mengarahkan siswa mengamati percobaan dengan teliti
·   Guru membantu siswa merumuskan hipotesis
·    [Mengatur strategi dan taktik]
Mengidentifikasi masalah
·    [Mengatur Inferensi]
Membuat hipotesis
·    Guru mengarahkan siswa mencatat hasil pengamatan
·   Guru bersama siswa menyeleksi ide-ide yang dianggap dapat mendukung pemecahan masalah dalam pembelajaran larutan asam basa
·    [Mengatur strategi dan taktik]
-    Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi
-    Merumuskan alternatif yang memungkinkan
-    Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara alternatif
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja  
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok

·    Guru mengarahkan siswa mengidentifikasi data yang diperoleh
·   Guru mengarahkan siswa untuk merancang percobaan dan bekerjasama dalam melakukan percobaan
·    [Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
·    Guru membantu siswa menghubungkan data yang diperoleh dengan teori yang ada
·    Guru membantu siswa mengerjakan LKS
·   Guru mengarahkan siswa menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan LKPD
·    [Mengatur keterampilan dasar]
Menggunakan prosedur yang ada
·    Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
·   Guru mengarahkan siswa mengamati percobaan dengan teliti
·    [Mengatur keterampilan dasar]
Kebiasaan berhati-hati
·   Guru mengarahkan siswa mencatat hasil pengamatan
·    [Mengatur keterampilan dasar]
-    Dilaporkan oleh pengamat sendiri
-     Mencatat hal-hal yang diinginkan
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja  

·    Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah  dengan benar dan didukung literatur
·   Guru mengarahkan siswa mengidentifikasi data yang diperoleh
·    [Mengatur strategi dan taktik]
Mengidentifikasi masalah
·    [Mengatur keterampilan dasar]
Mampu memberikan alasan

·    Guru memberikan kesimpulan atas pemecahan masalah yang didapat
·   Guru membantu siswa menghubungkan data yang diperoleh dengan teori yang ada
·     [Mengatur Inferensi]
-     Penerapan prinsip-prinsip
-     Mempertimbangkan alternaif
·     [Mengatur keterampilan dasar]
   Kemampuan observer atas kredibilitas kriteria
-    Kesepakatan antara sumber
·    Guru menarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
·   Guru membantu siswa mengerjakan LKPD
·    [Mengatur strategi dan taktik]
-    Berinteraksi dengan orang lain
-    Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
·   Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
·    [Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan

Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah


·   Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah  dengan benar dan didukung literatur
·    [Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
·    [Mengatur Inferensi]
Membuat kesimpulan
·    [Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat dalam menyimpulkan
·   Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan materi yang telah dipelajari
·    [Mengatur keterampilan dasar]
-    Mencatat hal-hal yang diinginkan
-    Penguatan dan kemungkinan penguatan
Mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas akhir berupa soal essay yang diberikan

Mengawasi siswa selama proses pengerjaan soal

Berdasarkan uraian di atas, timbul permasalahan sebagai berikut:

  1. Menurut pendapat kalian manakah yang lebih efektif dari segi minat dan pemahaman siswa dari inovasi sintaks yang saya buat pada model CTL atau PBL? Jelaskan.
  2. Lalu apa saran dan pendapat saudara terhadap inovasi sintaks yang saya buat?

Jumat, 23 November 2018

Materi Tambahan Larutan Asam Basa

Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutan airnya. Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti bersabun). Namun demikian, tidak dianjurkan mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena berbahaya. Asam dan basa dapat dikenali menggunakan indikator asam basa, misalnya lakmus merah dan lakmus biru. Larutan asam mengubah lakmus biru menjadi merah, sebaliknya larutan basa mengubah lakmus merah menjadi biru. Larutan yang tidak mengubah warna lakmus, baik lakmus merah maupun lakmus biru, disebut bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Air murni bersifat netral.

Untuk mengetahui apakah sebuah zat bersifat “asam” atau “basa”, dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator. Indikator yang biasa digunakan terbagi menjadi 2 golongan, yaitu indikator tunggal dan indikator universal. Contoh indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus dan larutan indikator.

1. Indikator Tunggal

Indikator tunggal hanya dapat membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tiak dapat menentukan harga pH dan pOH. Yang termasuk dalam indikator tunggal adalah :

- Lakmus merah dan biru

Lakmus merah => berwarna merah dalam larutan asam, dan akan berubah warna menjadi biru bila dicelupkan ke dalam larutan basa.
Lakmus biru => berwarna biru dalam larutan basa, dan akan berubah warna menjadi merah bila dicelupkan ke dalam larutan asam.

- Fenolftalein

Fenolftalein adalah salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki rentang pH antara 8,00 – 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi merah.

- Metil jingga

Larutan metil jingga dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil jingga juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil jingga.

- Metil merah

Larutan metil merah sama dengan larutan metil jingga
Bromtimol biru di dalam larutan asam akan berwarna kuning, dalam larutan basa akan berwarna biru, dan di dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan.

KESIMPULAN :

  1. Fenolftalein, Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna
  2. Metil merah, Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning
  3. Metil jingga, Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning
  4. Bromtimol biru, Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning

2. Indikator Universal

Indikator universal dapat membedakan larutan asam atau basa dengan mengetahui harga pH dari larutan tersebut. Indikator universal dapat dalam bentuk kertas dan cairan.
Cara kerja indikator ini dengan mencocokan perubahan warna kertas indikator pada tabel warna indikator universal.

Berdasarkan uraian di atas di dapat permasalahan sebagai berikut:
Apakah larutan asam dapat diubah kelarutan basa, dan larutan basa bisa diubah kelarutan asam? 

Senin, 19 November 2018

Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir kreatif

Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual

Nurhadi dalam Rusman (2014) mengatakan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi siswa, tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do), dan bahkan sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima terhadap semua informasi yang disampaikan guru.

Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apapun, bidang studi apapun, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Model pembelajaran CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

Fase 1
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa serta manfaatnya dari proses pembelajaran serta pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. Guru menggali pengetahuan awal siswa serta menganalisis miskonsepsi siswa (Konstruktivism).
Fase 2
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil.Guru menyajikan model atau fenomena dan setiap kelompok diberi tugas untuk melakukan observasi. Melalui observasi yang dilakukan, siswa ditugaskan diminta untuk menyampaikan gagasan yang dimilikinya terkait dengan materi yang dipelajari dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru (Modelling).
Fase 3
Guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang harus dilakukan oleh setiap kelompok siswa guna mencapai tujuan pembelajaran (Questioning).
Fase 4
Siswa melakukan observasi dan mencatat hasil observasinya dengan menggunakan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Siswa menganalisis hasil observasinya (Inquiry).
Fase 5
Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya dalam pleno kelas. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lainnya (Learning Community).
Fase 6
Dengan bantuan guru, siswa menyimpulkan hasil observasinya. Simpulan tersebut merupakan pengetahuan atau keterampilan baru yang diperoleh dalam proses pembelajaran melalui penemuan.
Guru melakukan penilaian autentik dan memberi tugas kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman, memperluas dan memperdalam pengetahuan berkaitan dengan topik yang telah dipelajari. Siswa juga melakukan refleksi diri (Authentic assessment).

Komponen Utama Model Pembelajaran Kontestual

Menurut Trianto (2014) pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu, Constructivism (konstruktivisme), Inquiry (menemukan) , Questioning (bertanya), Learning Community (masyarakat belajar), Modeling (pemodelan), Reflection (refleksi) dan Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya).
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivistik merupakan landasan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dalam kontruktivistik, strategi lebih diutamakan dibanding seberapa banyak peserta didik memperoleh dan mengingat pengetahuan. Dalam kontruktivis, lebih diutamakan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara:
  • Menjadikan pengetahuan bermakna bagi siswa
  • Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
  • Menyadarkan siswa menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Pemodelan (Modelling)

Dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru siswa, misalnya cara mengoperasikan suatu mesin, guru mendatangkan ahlinya kesekolah agar peserta didik dapat menirunya dan lain sebagainya. Pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dirancang dengan melibatkan siswa. Model juga dapat didatangkan dari luar yang ahli dibidangnya.

3. Bertanya (questioning)

Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan dan aspek penting dari pembelajaran. Guru menggunakan Questioning (bertanya) untuk menuntun siswa berpikir bukannya penjejalan berbagai informasi penting yang harus dipelajari siswa. Bertanya digunakan sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Inti dari penerapan bertanya (questioning):
  • Mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu
  • Mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi
  • Melatih siswa untuk berpikir kritis
4. Menemukan (inquiry)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Guru harus merancang suatu pembelajaran dalam bentuk kegiatan nememukan (inquiri) dalam bentuk apapun materinya yang diajarkan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry:

  • Observasi (Observation)
  • Bertanya (Questioning)
  • Mengajukan dugaan (Hipotesis)
  • Pengumpulan data (Data gathering)
  • Penyimpulan (Conclussion)
5. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar artinya bahwa seseorang kaya dengan pengetahuan dan pengalaman tatkala mereka banyak belajar dari orang lain, dalam masyarakat belajar hasil pembelajaran dapat diperoleh dari kerja sama dengan orang lain dengan sharring antar teman, antar kelompok dan mereka yang tahu ke yang belum tahu.Masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan maupun bakat dan minatnya. Praktik dalam pembelajaran ”masyarakat belajar” terwujud dalam:

  • Pembentukan kelompok kecil
  • Pembentukan kelompok besar
  • Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, budayawan, petani, perawat, polisi, dll)
  • Bekerja dengan kelas sederajat
  • Bekerja kelompok dengan kelas yang diatasnya
  • Bekerja dengan masyarakat
6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan guru/pelajar menghubungkan antara pengetahuan peserta didik yang telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir pembelajaran, pembelajar menyisakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi, berupa pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari ini, catatan atau jurnal dari buku peserta didik , kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment)

Prosedur penilaian otentik adalah menunjukkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) peserta didik secara nyata penekanan penilaian otentik adalah pada penilaian yang tidak hanya mengacu pada hasil akan tetapi penilaian pada proses, bagaimana peserta didik memperoleh dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Indikator Berpikir Kreatif

Munandar (2012) berpendapat untuk mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu adanya penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif. Berikut indikator penilaian berpikir kreatif beserta perilakunya.
1. Berpikir lancar (Fluency)
  • Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan
  • Arus pemikiran lancar
2. Berpikir luwes (flexibility)
  • Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam
  • Mampu mengubah cara atau pendekatan
  • Arah pemikiran yang berbeda
3. Berpikir orisinil (Originality)
  • Meberikan jawaban yang tidak lazim
  • Memberkan jawaban yang lain dari pada yang lain
  • Memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Berpikir terperinci (elaboration)
  • Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
  • Memperinci detail-detail
  • Memperluas suatu gagasan

Sintaks Inovasi yang saya buat

Sintaks Model berdasarkan skripsi oleh Ernance Siregar berjudul “analisis keterlaksanaan model pembelajaran contextual teaching and learning (ctl) dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi larutan asam basa di sman 8 kota jambi
Materi              : Larutan Asam-Basa
Model              : Contextual Teaching and Learning
Pertemuan       : Ke-1
No.
Model Konvensional
(Model Kontekstual)
No.
Inovasi Sintaks Model Kontekstual
Dampak Berpikir Kreatif
1.
Konstruktivisme (Konstrutivisme)
1.
Konstruktivisme (Konstrutivisme)

Mengkondisikan siswa
Mengkondisikan siswa

Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai
Memberikan pertanyaan mengenai pengetahuan sebelumnya                      

Memberikan pertanyaan mengenai pengetahuan sebelumnya        
Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai

Menggali pengetahuan awal siswa            
Menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi larutan asam basa
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
2.
Pemodelan (Modelling)
2.
Pemodelan (Modelling)

Mengarahkan siswa membentuk kelompok
Mengarahkan siswa membentuk kelompok dengan catatan siswa yang malas atau sering main-main saat belajar dibagi rata disetiap kelompok dan duduk paling depan pada barisan kelompok dan ditugaskan kepadanya menjadi seorang notulen kelompok

Menampilkan video/ media/ fenomena dan mengajukan pertanyaan
Mengenalkan dahulu model atau langkah-langkah pembelajaran yang seharusnya dilakukan siswa dalam pembelajaran ini

Memberikan LKPD Larutan asam basa kepada masing-masing siswa

Menampilkan video berupa fenormena larutan asam basa dan mengajukan pertanyaan kepada siswa

3.
Bertanya (Questioning)
3.
Menemukan (Inquiry)

Membimbing siswa untuk melakukan tanya jawab
Membimbing siswa untuk melakukan observasi dan mencatat setiap pengamatan yang dilakukannya
·   Membuat laporan dengan detail dan berbeda (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
Mengarahkan siswa mencari tahu mengenai materi larutan asam basa dari berbagai sumber

Mengawasi siswa selama proses observasi berlangsung

Membimbing siswa untuk melakukan analisis dari setiap observasi yang dilakukannya
·  Mencetuskan masalah, gagasan atau hal – hal yang tak terpikirkan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
·  Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, atau saran dengan lancar dan tepat (Aspek Kemampuan Berpikir Lancar)
4.
Menemukan (Inquiry)
4.
Masyarakat Belajar (Learning Community)

Membimbing siswa mencari tahu sendiri materi pelajaran dari berbagai sumber         
Mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing dan melakukan proses diskusi
·   Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak (Aspek Kemampuan Berpikir Lancar)
·   Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, atau saran dengan lancar dan tepat (Aspek Kemampuan Berpikir Lancar)
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
·   Mencetuskan masalah, gagasan atau hal – hal yang tak terpikirkan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
Mengarahkan  siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompoknya masing-masing
·   Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, atau saran dengan lancar dan tepat (Aspek Kemampuan Berpikir Lancar)
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
·   Mencetuskan masalah, gagasan atau hal – hal yang tak terpikirkan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
Mengarahkan siswa untuk menjawab LKPD berdasarkan observasi dan analisis yang dilakukan
·   Menciptakan ide – ide atau hasil karya yang berbeda dan baru (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
Mempersilahkan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
·   Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
Mempersilahkan setiap kelompok untuk mengajukan pertanyaan pada kelompok lainnya
·   Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
·   Mencetuskan masalah, gagasan atau hal – hal yang tak terpikirkan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
Mempersilahkan setiap kelompok untuk menjawab pertanyaan pada kelompok lainnya
·   Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
5.
Masyarakat Belajar (Learning Community)
5.
Bertanya (Questioning)

Membantu siswa menganalisis permasalahan yang diberikan
Membimbing siswa untuk berani bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa
·   Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
·   Mencetuskan masalah, gagasan atau hal – hal yang tak terpikirkan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
Memberikan kesempatan tanya jawab seputar hasil diskusi     
Membimbing siswa untuk berani dalam mengemukakan pendapat yang dimilikinya
·   Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
·   Mencetuskan masalah, gagasan atau hal – hal yang tak terpikirkan orang lain (Aspek Kemampuan Berpikir Orisinil)
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
Membimbing siswa untuk bersama-sama membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusinya
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
6.
Refleksi (Reflection)
6.
Refleksi (Reflection)

Memberikan Penguatan
Membimbing siswa untuk mengevaluasi
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung dan membuat suatu ringkasan
·   Memberikan gagasan yang bervariasi (Aspek Keterampilan Berpikir Luwes)
·   Membuat laporan dengan detail dan berbeda (Aspek Kemampuan Berpikir Detail)
Membimbing siswa untuk membuat ringkasan
7.
Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
7.
Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)

Membantu siswa menyimpulkan
Membimbing siswa untuk mengerjakan tugas akhir yang diberikan

Memberikan tes akhir
Mengawasi siswa selama proses pengerjaan soal

Berdasarkan uraian di atas, timbul permasalahan sebagai berikut:

  1. Menurut pendapat kalian langkah pembelajaran kontestual keberapa yang dapat menimbulkan secara nyata aspek berpikir kreatifnya?
  2. Lalu apa saran dan pendapat saudara terhadap inovasi sintaks yang saya buat?