Definisi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. PBL merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.
Langkah-Langkah Model PBL
Pemecahan masalah dalam Model PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan (Sudjana, 2005), yaitu:
- Mengidentifikasi masalah
- Mengumpulkan data
- Menganalisis data
- Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya
- Memilih cara untuk memecahkan masalah
- Merencanakan penerapan pemecahan masalah
- Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan
- Melakukan tindakan untuk memecahkan masalah
Sintaks Model PBL
- Fase 1: Orientasi siswa terhadap masalah autentik
- Fase 2: Mengorganisasi siswa dalam belajar
- Fase 3: Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian
- Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Indikator Berpikir Kritis
Menurut Ennis dalam Kartimi (2013) indikator keterampilan berpikir kritis terdiri dari lima jenis, yaitu:
- Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification)
- Membangun keterampilan dasar (basic support)
- Membuat inferensi (inferring)
- Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)
- Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics).
Sintaks Inovasi yang dibuat
Sintaks Model berdasarkan skripsi oleh Hiskia Irfan berjudul “Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Larutan Asam-Basa”
Materi : Larutan Asam-Basa
Model : Problem Based Learning (PBL)
Pertemuan : Ke-1
Model Konvensional (Model PBL)
|
Inovasi Sintaks Model PBL
|
Dampak Berpikir Kritis
|
Orientasi masalah
|
Orientasi masalah
|
|
· Guru menginfomasikan tujuan
pembelajaran
|
· Guru menginfomasikan tujuan
pembelajaran
|
|
· Guru mengarahkan kepada pertanyaan
atau masalah
|
· Guru mengarahkan kepada pertanyaan
yang menjadi permasalahan “Pernahkah kalian meminum perasan air jeruk nipis?
Bagaimana rasa air jeruk nipis? Air jeruk nipis yang berasa asam tersebut
merupakan contoh larutan asam. Bagaimana dengan rasa air kapur sirih? Air
kapur sirih yang berasa pahit tersebut merupakan contoh larutan basa. Soda
api (NaOH) juga merupakan larutan basa. Bolehkah kita mencicipi air aki dan
soda api (NaOH)? Tentulah tidak diperbolehkan. Lantas upaya apa yang
seharusnya dilakukan dalam menentukan sifat asam dan basa?” Hal ini dilakukan
untuk mengorientasikan siswa dalam menemukan permasalahan
|
· [Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi
pertanyaan untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
|
· Guru mengarahkan siswa untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan
oleh guru
|
· Guru mengarahkan siswa untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan
oleh guru
|
· [Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi pertanyaan
|
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
|
Pemodelan (Modelling)
|
|
· Guru menciptakan lingkungan kelas
yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka
|
· Mengarahkan
siswa membentuk kelompok yang heterogen
|
· [Mengatur strategi dan taktik]
Berinteraksi dengan orang lain
|
· Guru mengarahkan siswa untuk
merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan mengekspresikan ide – ide
yang terbuka
|
· Mengenalkan
dahulu model atau langkah-langkah pembelajaran yang seharusnya dilakukan
siswa dalam pembelajaran ini
|
|
· Guru mendorong siswa untuk membaca
literatur atu teori pendukung
|
· Memberikan
LKPD berbasis proyek materi larutan asam basa kepada masing-masing siswa
|
|
· Guru membantu siswa merumuskan
hipotesis
|
||
Membantu menyelidiki
secara mandiri atau kelompok
|
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
|
|
· Guru mengarahkan siswa untuk
merancang percobaan
|
· Guru menciptakan lingkungan kelas
yang memungkinkan pertukaran ide yang terbuka
|
· [Mengatur
strategi dan taktik]
Berinteraksi
dengan orang lain
· [Memberikan penjelasan sederhana]
Bertanya
dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
|
· Guru mendorong siswa bekerjasama
dalam melakukan percobaan
|
· Guru mendorong siswa untuk membaca
literatur atu teori pendukung
|
· [Membagun keterampilan dasar]
Mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi
|
· Guru mengarahkan siswa menggunakan
alat dan bahan yang sesuai dengan LKS
|
· Guru mengarahkan siswa untuk
merespon masalah yang diberikan oleh guru dengan mengekspresikan ide – ide
yang terbuka
|
· [Memberikan penjelasan sederhana]
Mengidentifikasi kriteria untuk mempertimbangkan
jawaban yang mungkin
|
· Guru mengarahkan siswa mengamati
percobaan dengan teliti
|
· Guru membantu siswa merumuskan
hipotesis
|
· [Mengatur strategi dan taktik]
Mengidentifikasi
masalah
· [Mengatur Inferensi]
Membuat hipotesis
|
· Guru mengarahkan siswa mencatat
hasil pengamatan
|
· Guru bersama siswa menyeleksi
ide-ide yang dianggap dapat mendukung pemecahan masalah dalam pembelajaran
larutan asam basa
|
· [Mengatur
strategi dan taktik]
- Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi
- Merumuskan alternatif yang memungkinkan
- Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara alternatif
|
Mengembangkan dan
menyajikan hasil kerja
|
Membantu menyelidiki
secara mandiri atau kelompok
|
|
· Guru mengarahkan siswa
mengidentifikasi data yang diperoleh
|
· Guru mengarahkan siswa untuk
merancang percobaan dan bekerjasama dalam melakukan percobaan
|
· [Mengatur Inferensi]
Menyeimbangkan,
menimbang, dan memutuskan
|
· Guru membantu siswa menghubungkan data yang diperoleh dengan teori
yang ada
|
||
· Guru membantu siswa mengerjakan LKS
|
· Guru mengarahkan siswa menggunakan
alat dan bahan yang sesuai dengan LKPD
|
· [Mengatur keterampilan dasar]
Menggunakan
prosedur yang ada
|
· Guru mempersilahkan siswa menyajikan hasil pengamatan
|
· Guru mengarahkan siswa mengamati
percobaan dengan teliti
|
· [Mengatur keterampilan dasar]
Kebiasaan
berhati-hati
|
· Guru mengarahkan siswa mencatat
hasil pengamatan
|
· [Mengatur keterampilan dasar]
- Dilaporkan oleh pengamat sendiri
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
|
|
Menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
|
Mengembangkan dan
menyajikan hasil kerja
|
|
· Guru membantu siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah dengan benar dan didukung literatur
|
· Guru mengarahkan siswa mengidentifikasi data yang diperoleh
|
· [Mengatur strategi dan taktik]
Mengidentifikasi
masalah
· [Mengatur keterampilan dasar]
Mampu
memberikan alasan
|
· Guru memberikan kesimpulan atas pemecahan masalah yang didapat
|
· Guru membantu siswa
menghubungkan data yang diperoleh dengan teori yang ada
|
· [Mengatur Inferensi]
- Penerapan prinsip-prinsip
- Mempertimbangkan alternaif
· [Mengatur keterampilan dasar]
- Kemampuan observer atas kredibilitas kriteria
- Kesepakatan antara sumber
|
· Guru
menarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan
materi yang telah dipelajari
|
· Guru membantu siswa
mengerjakan LKPD
|
· [Mengatur
strategi dan taktik]
- Berinteraksi dengan orang lain
- Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan
|
· Guru mempersilahkan siswa
menyajikan hasil pengamatan
|
· [Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi solusi, lisan atau tulisan
|
|
|
Menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
|
|
|
· Guru membantu siswa
menyimpulkan hasil pemecahan masalah dengan
benar dan didukung literatur
|
· [Mengatur strategi dan taktik]
Presentasi
solusi, lisan atau tulisan
· [Mengatur Inferensi]
Membuat
kesimpulan
· [Mengatur keterampilan dasar]
Terlibat
dalam menyimpulkan
|
· Guru
mengarahkan siswa untuk memperhatikan penguatan darinya terhadap kesimpulan
materi yang telah dipelajari
|
· [Mengatur keterampilan dasar]
- Mencatat hal-hal yang diinginkan
- Penguatan dan kemungkinan penguatan
|
|
Mengarahkan siswa
untuk mengerjakan tugas akhir berupa soal essay yang diberikan
|
|
|
Mengawasi siswa
selama proses pengerjaan soal
|
|
Berdasarkan uraian di atas, timbul permasalahan sebagai berikut:
- Menurut pendapat kalian manakah yang lebih efektif dari segi minat dan pemahaman siswa dari inovasi sintaks yang saya buat pada model CTL atau PBL? Jelaskan.
- Lalu apa saran dan pendapat saudara terhadap inovasi sintaks yang saya buat?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut saya minat siswa akan bertambah jika materi yang akan diajarkan dapat mereka lihat dalam permasalahn yang ada dalam kehidupan sehari-hari. sehingga dalam proses mengkonstruk pengetahuan, siswa dapat mengait-ngaitkan kejadian 1 dgn yg lain yang berhubungan dgn materi. dan pendekatan yang menggunakan masalah sebagai dasar pembentukan konstruk pengetahuan itu lebih baik dan efektif jika dikhususkan pada materi dan karakteristik siswa yg sama.
BalasHapusdan sedikit saran saya, kemampuan berpikir kritis juga dapat dimunculkan pada bagian pemberian tes essay dimana siswa dilatih untuk memberi banyak penjelasan berdasarkan bukti yang telah dia dapat saat proses pembelajaran
Saya setuju dengan pendapat rina, bahwa dari permasalahan yang ditimbulkan dapat mempengaruhi minat siswa dan berpikir kritis apalagi dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah memahami materi. lalu saran saya juga sependapat dengan rina bahwa dengan adanya tes essay dapat menimbulkan berpikir kritis siswa, apabila diberikan soal pilihan ganda kurang mendapatkan kemampuan menganalisis berpikir kritis siswa karena hanya memilih jawaban yang ada.
Hapusmenurut saya yang lebih efektif jika ditinjau dari segi minat siswa adalah model PBL karna pada model tersebut anak lebih diarahkan kepada pemecahan masalah yang berkaitan langsung dengan masalah pada kehidupan sehari-hari dan juga pembelajaran tidak monoton karna disini siswa dituntut lebih aktif sendiri dalam merumuskan dan mmeecahkan masalah nya sendiri serta dilengkapi dengan praktikum sehingga bisa lebih menimbulkan minat anak untuk belajar dan tidak membosankan.
BalasHapussaran saya pada inovasi sintak yang dibuat kak fanny udah bagus dan efektif namun pada langkah-langkah hendaknya siswa yang aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengawasi siswa dalam perumusan dan pemecahan masalah. trus pada saat pembagian LKPDmenurut saya yang lebih efektif itu dibagikan perkelompok saja tidak persiswa
sependapat dengan rini menurut saya jika dibandingkan kedua model tersebut dilihat dari minat siswa yaitu pbl karena model ini memiliki menekankan pada proses pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa sehingga Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Hapusdari pendapat saudari Rini saya sependapat tentang "lebih efektif jika ditinjau dari segi minat siswa adalah model PBL karna pada model tersebut anak lebih diarahkan kepada pemecahan masalah yang berkaitan langsung dengan masalah pada kehidupan sehari-hari dan juga pembelajaran tidak monoton karna disini siswa dituntut lebih aktif sendiri dalam merumuskan dan mmeecahkan masalah nya sendiri serta dilengkapi dengan praktikum sehingga bisa lebih menimbulkan minat anak untuk belajar dan tidak membosankan" dan "sudah bagus dan efektif namun pada langkah-langkah hendaknya siswa yang aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengawasi siswa dalam perumusan dan pemecahan masalah". yang saya tambahkan bagian tanya jawab siswa yang belum terlihat, ini menurut saya juga dapat menimbulkan sikap kritis siwa.
Hapussaya kurang setuju dengan pendapat rini tentang "saat pembagian LKPD menurut Rini yang lebih efektif itu dibagikan perkelompok saja tidak persiswa" saya butuh penjelasan disini, karna lebih bagus persiswa jadi mereka tidak kesulitan meliat LKPD nya, karna mereka memiliki sendiri-sendiri.
baik disini menurut anda lebih membangkitkan minat belajar pada model PBL, lalu apakah CTL ini sama sekali tidak bisa membangkitkan minat siswa?
HapusIngin membantu menjawab. CTL bisa membangkitkan minat brlajar siswa. Tergantung bagaimana cara guru dalam menyampaikan pembrlajaran. Bukan berarti ctl tidak bisa. Namun disini jika di tnya mana yg lebih efektif yaitu PBL. karena dgn pbl kita belajar berbasis masalah dam tanpa kita sadari masalah yg digunakan adalah masalah yang bersifat kontekstual. Shingga dalam pembelajaran PBL sebenarny sudah ada unsur kontekstual tdi atau ctl.
HapusSaya akan menjawab pertanyaan fanny,manakah yang lebih efektif dari segi minat dan pemahaman siswa dari inovasi sintaks yang saya buat pada model CTL atau PBL?
BalasHapusMenurut saya, efektif atau tidakny inovasi yanng dibuat tergantung dengan karakteristik materi dan bagaimana pengaplikasian sintaks secara real d dalam kelas. Jika ini sudah cocok dan teraplikasi dengan baik, maka itu akan meningkatkan bukan hanya minat namun juga pemahaman siswa
saya setuju dengan pendapat saudari rini bahwa keefektifan tidak dapat dinilai dari begitu saja tapi harus ada penilaian dari ebberapa kali penerapan
HapusTerima kasih kak rini, tapi apabila kita analogikan sudah bebrapa kali pertemuan lantas manakah yang lebih baik CTL maupun PBL?
Hapusmenjawab permasalahan tantang, manakah yang lebih efektif dari segi minat dan pemahaman siswa dari inovasi sintaks yang saya buat pada model CTL atau PBL?
BalasHapusmenurut saya untuk model CTL dan PBL semuanya cocok, hanya saja tergantung kepada tujuan pembelajaran yang diinginkan si guru. jika ingin pembelajaran dengan tujuan menanamkan konsep maka bagusnya model CTL, jika ingin pembelajaran dengan tujuan siswa dapat menyelesaikan teka-teki yang kita rancang maka bagusnya model PBL.
menjawab permasalahan tantang, manakah yang lebih efektif dari segi minat dan pemahaman siswa dari inovasi sintaks yang saya buat pada model CTL atau PBL? menurut saya untuk model CTL dan PBL semuanya cocok. namun semuanya tergantung dengan karakter materinya. saya melihat dari sintak model ini, terlalu banyak peran guru dan sintaknya terlalu banyak, ditakutkan waktu pemebelajaran yang tidak mencukupi. terimakasih
BalasHapussaya setuju dengan pendapat kk rini, efektif atau tidakny inovasi yanng dibuat tergantung dengan karakteristik materi dan bagaimana pengaplikasian sintaks secara real d dalam kelas. Jika ini sudah cocok dan teraplikasi dengan baik, maka itu akan meningkatkan bukan hanya minat namun juga pemahaman siswa
BalasHapusMenurut saya minat belajar siswa akan bertambah jika materi yang diajarkan dapat mereka lihat dalam dalam kehidupan sehari-hari. sehingga dalam proses mengkonstruk pengetahuan, siswa dapat mengait-ngaitkan kejadian 1 dgn yg lain yang berhubungan dgn materi. dan pendekatan yang menggunakan masalah sebagai dasar pembentukan konstruk pengetahuan itu lebih baik dan efektif jika dikhususkan pada materi dan karakteristik siswa yg sama.
BalasHapus