Internet of Thing (IoT) atau M2M awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT. Pada prinsipnya Internet of Things adalah benda-benda yang ditempeli suatu alat sehingga saling terhubung. Yang dimaksud benda-benda di sini (things) adalah apa saja termasuk alat rumah tangga, kendaraan, bahkan hewan peliharaan yang ditempeli suatu alat. Dan alat yang dimaksud di sini bisa berupa sensor, perangkat lunak dan sambungan ke Internet.
Tapi mengapa mesti terhubung satu sama lainnya? Dengan membuatnya terhubung suatu alat dapat dimanfaatkan dengan lebih besar. Misalnya suatu CCTV yang bisa diakses melalui handphone di mana saja akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan CCTV yang hanya bisa dioperasikan di ruang tertentu. Dengan terhubungnya CCTV ke jaringan Internet, maka kita bisa membangun konsep smart city seperti yang dikembangkan di kota Jakarta.
IoT adalah konsep yang dirancang dengan tujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus dan dirancang memiliki kemampuan seperti untuk berbagi data dan remote control. IoT mengacu pada benda yang dapat diidentifikasi secara unik (memiliki ciri-ciri yang unik agar dapat dibedakan dengan benda-benda lain) sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis internet. Sederhananya IoT adalah konsep yang dirancang dimana suatu objek berkemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer secara real-time. Sejauh ini konsep IoT erat kaitannya dengan komunikasi machine to machine (M2M) di bidang manufaktur, listrik, perminyakan, dan gas. Produk-produk yang dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M sering disebut sebagai sistem cerdas (smart), contohnya adalah smart label, smart home, dan smart grid sensor.
Digagasnya Internet of Things (IoT) merupakan hasil dari pemikiran dan keadan dimana pada era sekarang, manusia dan komputer hampir tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan setiap manusia akan internet untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan sehari-hari mulai dari kebutuhan untuk pendidikan, bekerja, atau untuk kegiatan sosial. Dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan beragam dengan hadirnya internet maka data-data yang dibutuhkan pun semakin banyak dan teknologi pun dituntut untuk terus berkembang dan mudah untuk diakses sesuai dengan permintaan para pengguna. Sekarang ini IoT atau M2M semakin menjamur karena didorong oleh berbagai hal seperti bermunculannya komponen pendukung IoT (microchips, layanan cloud, GPS, dll), kebutuhan yang meningkat, keanekaragaman perangkat yang semakin meluas, solusi komunilasi M2M semakin mudah, dan kemajuan dunia software.
Cara kerja dari Internet of Things (IoT) yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman dimana tiap perintah argumen akan menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis dalam jarak berapa pun karena menggunakan internet sebagai penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut dan manusia hanya mengatur dan mengawasi kinerja alat tersebut secara langsung. Dalam mengkonfigurasi IoT ini terdapat tantangan terbesar yaitu diharuskan menyusun jaringan komunikasi sendiri yang sangat kompleks sehingga diperlukan sistem keamanan yang sangat ketat karena rentan akan adanya hacker dengan data yang seluruhnya berada pada sistem serta diperlukan akses internet dan instalasi listrik yang baik karena sistem diharuskan dalam kondisi online secara terus-menerus.
Terdapat 3 karakteristik dan tren dari Internet of Things (IoT) yaitu :
1. Kecerdasan
Konsep asli dari IoT adalah kecerdasan intelejensi dan kontrol otomatis. Namun, hal ini masih memerlukan riset lebih lanjut agar di era mendatang IoT dapat menjadi jaringan terbuka dan semua perintah dilakukan otomatis, terorganisir, objek virtual dapat dioperasikan dengan mudah, independen sesuai dengan konteks atau situasi atau lingkungan.
2. Arsitektur
IoT memiliki arsitektur pada jaringan dan sistem yang kompleks serta keamanan yang ketat, apabila ketiga hal tersebut tercapai maka kontrol otomatis dalam IoT dapat berjalan baik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Sehingga banyak perusahan yang akan mendapatkan profit (revenue) atas hadirnya teknologi IoT.
3. Faktor ukuran, waktu, dan ruang
Dalam pembangunan IoT, engineer harus memperhatikan faktor ukuran, waktu, dan ruang. Faktor waktu merupakan faktor yang biasanya menjadi kendala karena diperlukan waktu yang lama dalam menyusun jaringan kompleks dalam IoT yang tidak mudah ini dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
Teknologi pengimplementasian Internet of Things (IoT) atau M2M adalah dalam pengidentifikasian suatu objek (benda, manusia, hewan, atau tumbuhan) secara virtual di dunia maya atau internet dan dikelola secara efisien dengan bantuan komputer yang dapat dilakukan dengan beberapa teknologi seperti :
1. Kode batang (barcode)
Kode batang atau barcode adalah adalah suatu kumpulan data optik yang dapat dibaca oleh alat scannernya. Kode batang pada awalnya digunakan untuk otomatisasi pemeriksaan barang di swalayan dan hingga saat ini kode batang (tipe UPC (Universal Price Codes)) kebanyakan masih digunakan untuk hal tersebut. Prinsip kerja kode batang sangatlah sederhana, yaitu ketika kode batang didekatkan pada scanner atau pemindainya, maka scannernya akan memancarkan cahaya dan mengidentifikasi informasi atau kode yang ada pada kode batang tersebut. Keuntungan menggunakan kode ini adalah proses input data lebih cepat, lebih tepat, dan lebih akurat mencari data, mengurangi biaya, serta peningkatan kinerja manajeman
2. Kode QR (QR code)
Kode QR adalah suatu kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, salah satu divisi pada Denso Corporation yang merupakan perusahaan jepang. Sesuai namanya Kode QR (Quick Response) diciptakan untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang. Pada zaman sekarang ini kode QR banyak digunakan sebagai alat penaut fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring (dalam jaringan/online) dan konten luring (luar jaringan/offline). Kehadiran kode ini memungkinkan semua orang berinteraksi dengan media yang ditempeli oleh kode QR, melalui ponsel secara efektif dan efisien. Semua orang juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode QR, sehingga orang lain dapat dengan mudah mengakses alamat URL ataupun segala informasi yang disimpan oleh kode QR tersebut.
3. Identifikasi frekuensi radio (RFID)
RFID merupakan salah satu teknologi implementasi dari Internet of Things. Secara singkatnya, RFID adalah sebuah metode identifikasi secara otomatis dengan menggunakan suatu piranti yang disebut RFID tag atau transponde. Pada zaman modern sekarang ini, RFID merupakan teknologi yang sudah umum (banyak digunakan), dikarenakan kegunaan dan efisiensinya dalam mendukung segala aktivitas kehidupan manusia. Baik pada sektor produksi, distribusi maupun konsumsi. Hal ini dikarenakan label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Sehingga memudahkan penggunanya untuk mendata (mengetahui jumlah maupun keberadaan atau lokasi) barang yang dimilikinya tersebut. Prinsip kerja RFID sangatlah sederhana yaitu RFIDtag (label RFID) memuat informasi dalam bentuk elektronik dan ketika bertemu dengan RFIDreadernya, informasi itu akan dikirimkan ke RFIDreader dalam bentuk gelombang radio (makanya disebut Radio Frequensi Identifity). Sehingga benda tersebut dapat teridentifikasi oleh RFIDreadernya.
Salah satu contoh Aplikasi IOT dalam ruang kelas adalah sebagai berikut.
Keuntungan atau manfaat dari Internet of Things (IoT) adalah :
- Berdasarkan jurnal Dhika (2017) mengenai Penerapan Internet Of Things dalam Ruang Kelas menjelaskan bahwa banyak sekali peralatan yang sebenarnya dapat dipasangkan pada kelas sebagai ruang belajar pada mahasiswa, salah satu diantaranya adalah hal umum yang sudah ada yakni whiteboard, infocus atau proyektor, thermometer suhu ruang, air conditioner (AC), meja belajar dan kursinya. Seluruh peralatan ini dapat dipasangkan dengan sensor dan dan dapat berguna untuk kegiatan pembelajaran didalam kelas. Alat umum yang biasanya digunakan oleh seorang pengajar dalam menyampakan bahan ajar melalui whiteboard atau papan tulis putih. Saat ini implementasi IoT pada papan tulis putih dapat dikembangan dengan berbagai cara dimana konsep konvensional, dosen atau pengajar menulis di whiteboard lalu mahasiswa mencatat apa yang telah ditulis. Tentunya hal ini membutuhkan waktu atau proses yang lebih lama sebelum IoT memasuki pola pembelajaran dikelas. Jika IoT diterapkan dalam whiteboard maka yang terjadi adalah papan tulis, jika ditulis oleh dosen, akan dapat langsung memancarkan gelombang wifi yang akan tampil langsung hasilnya pada laptop mahasiswa atau pada handphone mahasiswa, tentunya tidak perlu mencatat ulang apa yang telah di tulis atau disampaikan oleh dosen. Seluruh percakapan tentang materi pembelajaran akan terekam dalam whiteboard dan dikemas dalam data serta akan terkirim melalui wifi atau internet dalam kelas ke handphone mahasiswa. Hal ini tentunya sangat memudahkan mahasiswa dan pengajar jika lupa atau perlu mempelajari kembali apa yang telah diajarkan atau disampaikan oleh dosen maka akan mudah mengingat hanya dengan melihat kembali materi atau video yang disampaikan.
- Dunia pendidikan Indonesia mendapatkan angin segar dengan dimulainya penerapan Internet Of Things dan ekosistem digital dalam mendukung peningkatan pendidikan bangsa. Inisiatif ini dilakukan Indosat Ooredoo yang melakukan kemitraan dengan Hasri Ainun Habibie ORBIT Foundation dan CREATE Foundation. Penerapan Internet Of Things dilakukan dengan implementasi platform CREATE CyberSchool With IoT (Internet of Things) berbasis cloud di 65 sekolah percontohan yang tersebar di lima wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku – Papua. Adapun CREATE CyberSchool With IoT (Internet of Things) merupakan platform belajar berbasis cloud yang dikembangkan CREATE Foundation untuk memberikan sebuah sarana pembelajaran yang berkualitas bagi setiap siswa di seluruh Indonesia di manapun mereka berada dengan memanfaatkan teknologi digital. IoT (Internet of Things) merupakan fenomena baru pada abad 2I, dan penerapan Internet Of Things ini nantinya akan mengubah pola interaksi, komunikasi dan pendidikan di masyarakat luas.
Keuntungan atau manfaat dari Internet of Things (IoT) adalah :
- Pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien.
- Dapat mendeteksi pengguna dimanapun berada.
- Informasi yang diberikan kepada pengguna merupakan informasi yang real-time atau pada waktu yang sebenarnya.
- Layanan cloud memungkinkan koneksi ke seluruh client tidak terbatas.
- Proses monitoring akan aspek-aspek yang dituju menjadi lebih mudah, otomatis, dan semakin pintar.
- Proses monitoring dapat dilakukan secara otomatis tanpa mengenal jarak karena berbasis internet.
- Dapat mendeteksi dengan cepat mengenai adanya anomali data, akses, atau keadaan yang terjadi sebagai penyebab kebocoran data.
Kerugian dari Internet of Things (IoT) adalah :
- Keamanan perangkat berbasis IoT rentan akan peretasan karena banyak perangkat yang tidak terenkripsi atau enkripsinya tidak memadai.
- Privasi data dari para pengguna menjadi masalah karena seluruh data disimpan dalam satu server yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja oleh siapa saja yang memiliki kemampuan untuk mengakses jaringan baik pengguna maupun bukan pengguna jaringan yang sebenarnya.
- Otoritasi tidak memadai.
- Web interface tidak cukup aman dan proteksi software kurang mencukupi.
- Membutuhkan kapasitas penyimpanan data yang besar
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permaalahan sebagai berikut:
Misalnya di masa yang akan datang akan ada suatu robot yang menggantikan manusia untuk mengajar menjadi seorang guru dan sudah berbasis IOT. Dari rumah kita bisa sambil memasak, mengurus anak dan IOT menyambungkan komputer (berisi materi, metode mengajar) kita ke robot kita dan dapat mengajar dengan mudah dari rumah. Namun apakah IOT dapat efektif bagi pembelajaran kedepannya? Apabila nanti dilakukan peretasan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, lantas apa solusi yang dapat kita lakukan sebagai seorang guru dalam menanggulangi ini? Indonesia telah membuat suatu sistem berbasis IOT seperti Spekun, HARA, dll. Kira-kira apa inovasi anda dalam merancang suatu media pembelajaran kimia yang berbasis IOT ?
untuk mengataan efektif atau tidak tergantung dari seberapa cepat anak untuk memahami pengetahuan. semakin mudah anak merangsang otaknya untuk berkembang semakin efektif IOT yang digunakannya. walaupun begitu penggunaanny mesti didampingi oleh rang dewasa yang memahami pembelajaran tersebut sehingga kematangan pengetahuan yang anak dapat semakin baik.
BalasHapusberdasarkan hal tersebut kita bisa membuat pembelajan kimia dengan memanfaatkan IOT seperti jam tangan yang memiliki sensor kesehatan terhadap gejala stress saat belajar, sehingga secara otomatis jam tersebut akan mengeluarkan bunyi untuk merilekskan otak kita dan juga hal ini bisa dipadukan dengan AI. Maka jam tersebut kita bisa memodifikasikan dengan menampilkan layar secara hologram, misal untuk mencari materi atau menentukan proyek kimia secara secara cepat dan tepat serta memberikan gambaran langsung terhadap proyek tersebut.
untuk menanggulangi peretasan maka produk tersebut harus didaftarkan dan dimasukkan ke servis pengguna yang terdapat di internet yang merupakan layanan komputasi awan. layanan ini memungkinkan koneksi ke seluruh masyarakat yang jumlahnya tidak terbatas.
Tanda garis terputus pada gambar menandakan koneksi secara wireless dengan menggunakan RFID, WiFi, GPRS, 3G, 4G, VSAT, TVWS, atau apapun, sehingga dapat dipantau dari jauh dengan menggunakan internet dalam komputasi awan.
Saya setuju dengan pendapat tri, apakah IoT dapat efektif bagi pembelajaran kedepannya? menurut saya efektif apabila dilihat dari perkembangan kognitif anak (seberapa cepat anak untuk memahami pengetahuan), dengan adanya IoT ini pembelajaran jadi mudah untuk dipahami oleh siswa maupun guru.
Hapusmenurut saya efektif, kenapa? karena dengan adanya IoT ini pembelajaran yang mungkin tidak tersampaikan oleh guru bisa dicari dengan penerapan IoT ini. guru yang hanya bertugas sebagai fasilitator/mediator hanya memberikan arah pembelajaran sesuai atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Jika terjadi sesuatu hal yang tidak dapat di prediksi seperti keluarga meninggal/kecelakaan, atau /arus menghadiri suatu rapat yang sifatnya wajib maka kehadiran IoT ini sangat membantu.
BalasHapusApabila nanti dilakukan peretasan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, lantas apa solusi yang dapat kita lakukan sebagai seorang guru dalam menanggulangi ini?
Nah, didalam IoT sendiri sebenarnya sudah ada proteks yang bisa menangkal peretasan/ hacking. kalaupun memang terjadi, solusinya adalah Sebagai langkah awal, Symantec merekomendasikan langkah-langkah terbaik berikut ini:
• Siapkan diri: Gunakan solusi intelijen ancaman tercanggih untuk membantu kamu menemukan indikator dari penyusupan dan merespons insiden dengan lebih cepat.
• Bersiap menghadapi hal terburuk: Manajemen insiden memastikan kerangka keamanan kamu dioptimalkan, terukur dan berulang, serta pelajaran yang didapat digunakan untuk memperbaiki kerangka keamanan. Pertimbangkan untuk menambahkan bantuan dengan pakar pihak ketiga untuk mengelola krisis.
• Melakukan pertahanan berlapis: Terapkan strategi pertahanan berlapis guna mengatasi vektor serangan di gateway, mail server, dan endpoint. Strategi ini harus juga mencakup otentikasi dua faktor, deteksi intrusi atau sistem perlindungan (IPS), perlindungan malware kerentanan situs web, dan solusi gateway untuk keamanan web di seluruh jaringan.
• Memberikan pelatihan berkelanjutan tentang email berbahaya: Mendidik karyawan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh email spear-phishing dan serangan email berbahaya lainnya, termasuk kemana mereka harus melapor saat terjadi upaya tersebut.
• Pantau sumber daya: Pastikan untuk memonitor sumber daya dan jaringan dari perilaku tidak wajar dan mencurigakan, serta menghubungkannya dengan intelijen ancaman dari para ahli.
Indonesia telah membuat suatu sistem berbasis IOT seperti Spekun, HARA, dll. Kira-kira apa inovasi anda dalam merancang suatu media pembelajaran kimia yang berbasis IOT ?
kemungkinannya saya akan membuat sebuah platform dengan kemampuan pengenalan wajah, dimana dapat mendeteksi siswa mana yang belum paham, pada materi apa yang tidak paham, dan membuat piranti yang dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. dan mengelola materi" secara tersusun dan sistematis.
Saya sependapat dengan kk tri. Efektif atau tidakny itu smua tergantung. Namon disini ada nya keuntungan dan kekurangan dari IoT ini sndiri bisa kita lihat. Banyak nya manfaat yg akan terasa dalam penggunaan IoT ini Sudah banyak sekali sekolah-sekolah yang menerapkan e-learning untuk siswanya. Namun untuk era digital seperti ini hal tersebut tidak akan cukup untuk meningkatkan produktifitas siswa dan gurunya. Contoh nyata lainnya seperti penjadwalan otomatis mata pelajaran disekolah, sistem akademik yang terkoneksi ke jaringan sehingga laporan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rumah dengan mobile device. bahkan IoT di bidang pendidikan dapat membantu siswa mengurangi beban bawaanya dengan hanya membawa device yang mampu untuk mencukupi modul pelajaran. IoT sudah jelas memiliki banyak manfaat yang dapat membantu dan memudahkan kehidupan manusia, begitupula dalam bidang pendidikan. Untuk itu dukungan terwujudnya Internet of Things di Indonesia sangat dibutuhkan baik dari partisipasi juga kesadaran teknologi masyarakatnya baik para pelajar dan pendidiknya hingga masyarakat awan agar bisa lebih tertib secara sistem dan damai untuk terciptanya kemaslahatan masyarakat Indonesia khususnya.
BalasHapusImplementasi IoT dalam bidang pendidikan sudah banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Salah satunya contohnya Universitas Negeri Semarang yang menerapkan kode batang atau barcode di dalam Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk dapat mengidentifikasi pemiliknya dengan cepat. Contoh lainnya penerapan kode RFID (Radio Frequensi Identifity) yang ditempelkan sepatu pelari yang akan mengikuti lomba untuk mendeteksi pelari di garis finis. Transfer data RFID menggunakan gelombang radio, sehingga memudahkan penggunanya untuk mengetahui jumlah maupun keberadaan pelari tersebut.
Meskipun manfaat IoT sendiri sangat besar, namun dampak negatif yang ia timbulkan juga perlu diwaspadai. Biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi. Nantinya barang-barang yang diproduksi dan terhubung dengan internet akan lebih mudah diserang virus dan mudah dihack. Maka perlu diberikan keamanan yang sangat ketat apabila Internet of Things ini benar-benar diwujudkan, apalagi dalam bidang pendidikan, transparansi data sekolah pasti sangat tinggi dan akan banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Dampak negatif juga akan melanda pelajar, bagaimanapun apabila pelajar dimudahkan pekerjaannya ia akan lebih bersantai ria dan bisa timbul rasa malas.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenanggapi permasalahan kak fani tentang inovasi IoT dalam pembelajaran kimia, Ide Inovasi IoT yang dapat saya berikan dalam pembelajaran kimia yaitu melalui penerapan sistem belajar mengajar di kelas dengan siswa yang dilengkapi gelang pintar dan terhubung kedalam sistem manajemen siswa atau sekolah, seorang guru dapat mengetahui kondisi siswa tersebut mulai dari denyut jantungnya bahkan mungkin perasaan siswa saat gelisah menghadapi materi kimia tertentu yang menurutnya sulit dipahami. Melalui informasi yang didapat semua perangkat yang terhubung dari siswa, server, sistem memudahkan guru. memberikan pendampingan secara personal, efektif dan tepat sasaran sesuai kondisi siswa. Hal ini jika diintregasikan secara lebih luas semisal melalui portal-portal pendidikan nasional dengan data yang diagregasi dari program pendataan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) akan dihasilkan sistem pendidikan yang cerdas dimana unit terkecil dalam obyek pendidikan seperti siswa akan mudah untuk dipantau dan dilacak kondisi serta keberdaannya.
BalasHapusmenambahkan sedikit jawaban kak fira untuk soal peretasan, untuk menanggulangi peretasan maka produk tersebut harus didaftarkan dan dimasukkan ke servis pengguna yang terdapat di internet yang merupakan layanan komputasi awan. layanan ini memungkinkan koneksi ke seluruh masyarakat yang jumlahnya tidak terbatas.
HapusTanda garis terputus pada gambar menandakan koneksi secara wireless dengan menggunakan RFID, WiFi, GPRS, 3G, 4G, VSAT, TVWS, atau apapun, sehingga dapat dipantau dari jauh dengan menggunakan internet dalam komputasi awan.
Robotika dan mesin otomasi telah mewarnai perkembangan ilmu sains dalam bidang akademik pendidikan dan industri. Namun dalam bidang akademik pengenalan robotika biasanya hanya sebatas kecanggihan teknologi dari robot itu sendiri (Alamisis, 2012). Padahal, robot dapat menjadi alat edukasi yang baik untuk diterapkan dalam pembelajaran. Inspirasi penerapan robot sebagai media pembelajaran sebagian besar mengambil dari teori pendekatan konstruktivisme yag dikemukakan oleh Piagiet (1974)dan direvisi oleh Seymour Papert (1980) bahwa peserta didik dapat lebih memaknai teori yang diajarkan ketika peserta didik belajar menerapkannya melalui sebuah kreasi dan inovasi. Teori ini menunjukkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang mengeksplor pengetahuannya melalui manipulasi dan konstruksi obyek.
BalasHapusrobotika dalam pendidikan dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan atau teori yang didapat peserta didik ke dalam suatu obyek yang nyata. Keluaran peserta didik yang diharapkan dalam penerapan robotika dalam pendidikan ini adalah peserta didik selain dapat memahami penerapan teori juga dapat berpikir ilmiah dan berpartisipasi aktif dalam kemajuan penciptaan teknologi.
Beberapa subjek atau mata pelajaran memiliki konsep abstrak yang perlu dipahami, seperti sains dan matematika. Tidak semua anak dapat memahami atau menerima dengan baik konsep-konsep abstrak yang diterangkan secara dikte atau tulisan di papan tulis. Robot edukasi (yang dirancang khusus untuk bidang edukasi/pendidikan) mempermudah pengajar untuk menerangkan konsep abstrak dengan mudah. Aplikasi pemrograman yang dimiliki robot edukasi, seperti SPRK Edition dari Sphero, mempermudah pengajar dalam menerangkan konsep abstrak dengan cara yang lebih mudah pada anak-anak.
Dengan robot yang bisa diprogram, para pengajar dapat menciptakan visual learning. Mereka dapat menunjukkan konsep abstrak dari pelajaran yang rumit melalui peragaan secara nyata di hadapan anak-anak. Para pengajar dapat menerangkan kegunaan fungsi dan rumus itu melalui program pada robot. Ketika peragaan robot tersebut berhasil, anak-anak dapat melihat secara langsung kegunaan atau penerapan fungsi dan rumus tersebut di dunia nyata, dengan cara yang lebih mudah dan menarik!
saya akan mencoba menjawab pertanyaan fanny,Apabila nanti dilakukan peretasan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, lantas apa solusi yang dapat kita lakukan sebagai seorang guru dalam menanggulangi ini?
BalasHapusmenurut saya jika nantinya terjadi peretasan, maka perlu dilakukan evaluasi dari berbagai faktor terkait dengan basis IOT yang kita gunakan dalam pembelajaran. masalah peretasan bukan hanya menjadi tanggungjwab kita sebagai guru, juga tanggung jawab pemerintah pusat, dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat kita dapat membuat kebijakan filtrasi dan safety terhadap peretasan, jika hal tsb dirasa sulut untuk dilakukan makabisa dengan memuat konten yang bersifat pure pendidikan saja, karena menurut saya konten pendidikan akan sangat jarang diretas apalagi ini kan bersifal umum dan semua orang bisa mengakses. jika tidak ingin diretas maka bisa dengan tidak memasukkan informasi terkait data pribadi kedalam kontennya (eg. tidak mencantumkan email tetapi NIS/NIM) yang sifatnya lebih ke umum.
saya sependapat dengan kak Rini, hal-hal seperti peretasan ini bisa saja terjadi demi kepentingan pribadi seseorang atau kelompok tertentu.salah satunya hal yang dapat dilakukan ya melakukan peningkatan keamanan sofwer yang kita gunakan, sehingga terhindar dari peretasan.
Hapusinovasi saya dalam OiT dalam pembelajaran kimia
BalasHapuscontohnya untuk pembelajaran kimia yang pembalajarannya melalui pratikum, saya ingin mendesain bebuah AI dalam bentuk virtual lab (berbasis komputer). virtual tersebut dapat disambungkan dengan alat kontrol yang diciptakan/didesain. alat kontrol tersebut dapat dibuka melalui hp guru. virtual lab dapat digunakan siswa dimana saja dan memiliki sambungan internet. siswa dapat dinilai dari kinerjanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan/didesain. kinerja siswa dan jawab pertanyaan-pertanyaan yang diselesaikan oleh siswa dapat dikontrol oleh guru melalui hp/smartphone.
saya akan menjawab permasalahan yang pertama,
BalasHapusapakah IOT dapat efektif bagi pembelajaran kedepannya? sungguh sangat efektif menurut saya mengingat perkembangan zaman now yang manusianya sudah bergangtung dengan internet. contohnya saja saat diberi materi oleh guru padahal ilmu yang diberikan terbatas, tentu ada materi yang tidak mereka pahami kemudian mereka langsung mencarinya via google ataupun youtube mencari literatur yang mampu mereka pahami untuk menjawab pertanyaan dan permasalahan yang kita berikan. menurut saya efektif dengan iot yang diterapkan dengan ai menggantikan guru yang sedang masak dirumah, karena AI dan IoT dapat memberikan semua materi seisi lautan dan mengajarkan siswa tersebut tanpa batasan tentang materi tersebut
suatu contoh inovasi dalam merancang media pembelajaran kimia yang berbasis IOT misalkan dengan menciptakan suatu alat khusus untuk membantu praktek di laboratorium terutama pada penggunaan zat-zat kimia berbahaya sehingga tidak mesti dipegang atau dipraktekkan langsung oleh siswa. jadi, semacam ada tombol penggarak (robotic) pada saat prosesnya
BalasHapuspengunaan IoT dalam pembelajaran sungguh sangat efektif menurut saya mengingat perkembangan zaman now yang manusianya sudah bergangtung dengan internet. dengan pembelajaran berbasis internet, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
BalasHapus